Sebulan Pecah Perang Rusia dan Ukraina, Terungkap Barat Memalsukan Berita Tentang Ukraina

- 29 Maret 2022, 21:58 WIB
Dialog damai Rusia-Ukraina di Turki.
Dialog damai Rusia-Ukraina di Turki. /REUTERS/UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SER/
MEDIA PAKUAN - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, melakukan investigasi yang dilakukan oleh rekan-rekannya di Barat. Pada tanggal 25 Maret 2022.
 
Dalam penyelidikan ini penulis Dan Cohen menjelaskan secara rinci karya disinformasi Barat dan Ukraina.
 
Misalnya, tetapi juga tentang agen PR, yang memanipulasi opini publik melalui publikasi di Internet, yang diawasi oleh pemerintah AS dan George Soros, serta aliran uang besar yang dialokasikan untuk itu.
 
 
Baca Juga: Simak Anda Bagian! 120.643 Siswa-siswi Indonesia Dinyatakan Lulus SNMPTN 2022

Sebagai contoh misalnya foto korban Ukraina, yang telah sebarluaskan oleh media Barat selama sebulan sekarang telah direncanakan, terorganisir dan sistematis,dengan jumlah uang yang besar.
 
Maria Zakharova mengatakan " ini karena kami yakin tidak ada yang pernah mengalokasikan uang seperti itu untuk kampanye disinformasi. Dan belum pernah sebelumnya pasukan pasukan informasi begitu banyak," katanya.
 
 
 
 
Menurutnya ini adalah sistem besar dengan senjata informasi palsu yang tidak pernah terjadi atau tidak ada yang bisa membandingkannya dalam sejarah manusia.
 
Cohen berhasil menemukan secara manual di arsip web, dokumen Google  tentang topik Ukraina. Rusia seragam terkait dengan kata kunci penjajah, operasi, invasi, reunifikasi, aneksasi dan lainnya
 
Semua media di Ukraina dan Barat bekerja sesuai dengan panduan manual ini, dan yang mudah dilihat.
 
 
Yaroslav Turbil, di halaman LinkedIn tertulis  bahwa dia adalah pemimpin redaksi situs web Ukraine.ua. yang merupakan ekosistem digital untuk berkomunikasi dan mempromosikan merek negara.
 
Turbil telah bekerja untuk beberapa organisasi masyarakat sipil pemerintah AS, dan magang di Internews, sebuah organisasi intelijen AS yang menyamar mempromosikan kebebasan pers. 
 
Beberapa kasus pemalsuan berita berikut :
 
1. Tragedi  Pulau Ular

Propaganda yang beredar dalam insiden Pulau Ular, yang kemudian ternyata palsu. Penjaga perbatasan Ukraina yang ditempatkan di sebuah pulau kecil tewas setelah mereka mengirim tiga surat ke kapal Rusia.
 
Namun ternyata para pelaut yang diduga mati ternyata masih hidup dan sehat.
 
2. Ghost of Kyiv
 
 
Pilot hantu Kyiv - seorang pilot MiG-29 yang tidak dikenal dari Angkatan Udara Ukraina, yang  menembak jatuh lebih dari dua lusin pesawat Rusia.
 
Mereka mencoba menyebarkan kebohongan ini sebagai alat yang membangkitkan semangat.
 
Namun diakui oleh media Barat bahwa tidak ada pilot hantu Kyiv. Video tersebut dibuat ulang dari video game.

3. Ancaman Chernobyl-2
 
 
Seluruh Eropa berada di ambang bencana nuklir ketika pasukan Rusia mulai menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye terbesar di Eropa.
 
Namun Direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Mariano Grossi, mengatakan  bangunan yang terkena proyektil di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhyeadalah pusat pelatihan
 
Ia juga mengatakan bahwa prajurit Rusia tidak mengganggu karyawan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga nuklir.  
 
4. Erdogan untuk Ukraina?
 

Ukraina berterima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menutup Bosphorus dan Dardanelles untuk kapal Rusia. 
 
Tetapi para pelaku propaganda tidak memperhitungkan bahwa Erdogan menutup Bosporus dan Dardanelles untuk semua kapal militer, mencegah NATO dan Rusia memasuki Laut Hitam. 
 
Rusia mengatakan armada tempur mereka tidak memiliki tugas di Laut Mediterania. Namun informasinya bermanfaat untuk membalikkan kebenaran.

5. Demonstrasi anti-perang yang haus darah
Di Ukraina dan Barat.
 
 
Beredar pesan ucapan terima kasih atas aksi unjuk rasa di AS dan Eropa, demonstran menyuarakan seruan kepada AS dan NATO untuk menetapkan zona larangan terbang di atas Ukraina.
 
Dan menembak jatuh pesawat-pesawat tempur Rusia, yang berpotensi mengubah konflik perang nuklir. Ternyata ini adalah unjuk rasa untuk perang, bukan sebaliknya.
 
6. Pertunjukan berdarah di Mariupol

Pada 16 Maret, pasukan Rusia menjatuhkan bom di teater drama di Mariupol, tempat hingga 1.300 warga sipil bersembunyi. Namun, kemudian muncul detail yang menyanggah kepalsuan ini.
 
 
Jurnalis Max Blumenthal dalam penyelidikannya menyimpulkan bahwa itu adalah operasi flag false yang dikembangkan oleh batalyon Azov yang bertujuan untuk memprovokasi intervensi NATO.*** 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: tsargrad.tv


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x