Network
MEDIA PAKUAN - Rusia dan Azerbaijan saling bertkai tas pergerakan pasukan Azeri di Nagorno-Karabakh pada Minggu yang membuat peringkaian memanas antara Armenia dan Azerbaijan menjadi perang yang berlangsung selama 6 pekan pada 2020.
Awalnya, pasukan Azeri mengusir pasukan etnis Armenia keluar dari petak-petak wilayah yang dikuasai Azerbaijan sejak 1990-andi sekitaran Nagorno-Karabakh.
Kasus tersebut ditengahi oleh Rusia dengan jatuhnya gencatan senjata yang memanas.
Baca Juga: Aneh, Mayat Seorang Pelaku Pesugihan ini Terlihat Terkena Azab Saat Dimandikan Pemandi Jenazah
Rusia sangat memperdulika dengan peningkatan ketegangan di Nagorno-Karabakh pada hari Sabtu lalu.
Prihatinan Rusia menyelimuti mereka, ketika Rusia mencoba menenangkan kedua pasukan dan diklaim bahwa hal tersebut merupakan pelanggaran gencatan senjata 2020.
Perang yang ditengahi Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa Azerbaijan telah melanggar perjanjian dengan mengizinkan pasukannya untuk memaski zona yang dijaga oleh serikat perdamaian Rusia.
Baca Juga: Jawa Tengah Diprediksi Jadi Daerah dengan Arus Mudik Terbanyak, Disusul Jawa Timur dan Jabar
Pasukan tersebut memasuki sebuah desa yang bernama Farrukh, dan akhirnya Azerbaijan telah menarik pasukannya itu.
"Tidak ada perubahan posisi tentara Azeri di desa Farrukh, yang merupakan bagian dari wilayah kedaulatan negara kita," ucap kementerian pertahanan Azeri.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, bantahan tersebut dinilai tidak mencerminkan kebenaran, karena penarikan unit tentara Azerbaijan dari desa Farrukh tersebut dikendalikan penuh sesuai dengan situasi operasionalnya.***
