Berujung Perang Saudara? Aksi Protes Kudeta Myanmar Semakin 'Berdarah'

- 1 April 2021, 11:19 WIB
Demonstran pro demokrasi Myanmar menyerang pasukan junta militer dengan petasan dalam kerusuhan di Yangon, Myanmar, 12 Maret 2021.
Demonstran pro demokrasi Myanmar menyerang pasukan junta militer dengan petasan dalam kerusuhan di Yangon, Myanmar, 12 Maret 2021. /REUTERS

MEDIA PAKUAN - Para pengunjuk rasa anti Kudeta Myanmar kembali melakukan protesnya sore kemarin.

Utusan khusus PBB menjelaskan, protes tersebut menjadi ladang pertumbahan darah.

Hal ini disebabkan karena dari dua belah pihak menjadi korbanya, setidaknya 20 tentara myanmar tewas dalah kejadian tersebut.

Peristiwa ini menjadi pembentrokan paling kuat yang terjadi di Myanmar setelah kudeta yang dilakukan militer.

Baca Juga: Menteri Perindustrian Dorong Produksi Mobil Listrik untuk Daerah Destinasi Wisata

Baca Juga: Kilas Balik! Bertepatan HUT ke 107, Kasus Pertama Covid 19 di Kota Sukabumi Terjadi Setahun Lalu

Dalam insiden tersebut, empat truk militer Myanmar hancur lebur menjadi pelampiasan kemarahan para pengujuk rasa.

Sementara itu, juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk dimintai komentar oleh media.

Selain itu, pesawat militer Myanmar telah melancarkan serangannya kepada kelompok lain yang melakukan protes.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x