Hukuman! Amerika Serikat Tangguhkan Kerjasama Perdagangan dengan Myanmar

- 30 Maret 2021, 17:43 WIB
Joe Biden mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan militer Myanmar yang menewaskan 100 jiwa sejak kudeta dua bulan lalu.
Joe Biden mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan militer Myanmar yang menewaskan 100 jiwa sejak kudeta dua bulan lalu. /Channel News Asia/Foto: AP

MEDIA PAKUAN-Amerika Serikat (AS) menangguhkan kesepakatan perdagangan dengan pemerintah Myanmar sampai terwujudnya pemerintahan demokratis di negara itu.

Langkah itu sebagai bentuk kecamatan atas kekerasan yang dilakukan junta militer Myanmar,


Militer Myanmar, menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari dan para pemimpin sipil lainnya serta membunuh dan memenjarakan para pengunjuk rasa anti kudeta.

Baca Juga: Pemerintah Jepang Persingkat Jam Kerja, Seorang Operator Restoran Bilang Kebijakan Munafik

"Amerika Serikat mendukung rakyat Burma (Myanmar) dalam upaya mereka untuk memulihkan pemerintah yang dipilih secara demokratis," kata Perwakilan Dagang AS Katherine Tai, Senin 29 Maret 2021.

"Amerika Serikat mengutuk keras kekerasan brutal pasukan keamanan Burma terhadap warga sipil. Pembunuhan demonstran, pelajar, pekerja, pemimpin buruh, petugas medis, dan anak-anak secara damai telah mengejutkan hati nurani komunitas internasional," dalam pernyataan kerasnya.

Untuk menindaki hal tersebtu, kantor Tai mengatakan AS akan segera menangguhkan "semua keterlibatan AS dengan Burma berdasarkan Perjanjian Kerangka Perdagangan dan Investasi 2013."

Perjanjuan tersebut meliputi, kedua negara bekerja sama dalam masalah perdagangan dan investasi dalam upaya untuk mengintegrasikan Myanmar ke dalam ekonomi global.

Tetapi, Pengumuman Tai tersebtu tidak menghentikan perdagangan antara kedua negara itu.

Namun, AS secara terpisah telah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Myanmar.

Militer menggulingkan pemerintah terpilih, memenjarakan Aung San Suu Kyi dan para pemimpin sipil lainnya serta membunuh dan memenjarakan para pengunjuk rasa di negara yang juga dikenal sebagai Burma itu .

Pengumuman Tai Senin tidak menghentikan perdagangan antara kedua negara.

Tetapi Amerika Serikat secara terpisah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Myanmar. Menanggapi pengambilalihan militer, misalnya, Amerika Serikat dan Inggris sebelumnya telah menjatuhkan sanksi kepada dua konglomerat yang dikendalikan oleh militer Myanmar, Myanmar Economic Holdings Ltd. dan Myanmar Economic Corp.

Baca Juga: Makin Kejam! Demonstran Anti Kudeta Dibakar Hidup-Hidup oleh Junta Militer Myanmar

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki juga mengataan, AS telah menerapkan kontrol ekspor di Burma dan menambahkan beberapa bisnis Burma ke daftar hitam perdagangan.

"Kami, tentu saja, terus bekerja dengan sekutu dan mitra kami serta institusi yang berpikiran sama, saat kami mengutuk tindakan militer, menyerukan pemulihan segera demokrasi, dan meminta pertanggungjawaban mereka yang merebut kekuasaan," kata Psaki.***

Editor: Hanif Nasution

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x