MEDIA PAKUAN - Lebih dari 56 negara menjalani misi menjaga perdamaian yang tergabung dengan PBB dari pasukan Afrika Barat yang berbahaya yang kini sedang perang.
Negara yang tergabung pada misi itu diantaranya adalah Inggris,
Inggris menurunkan 300 personil gabungan dari pasukan Royal Anglian Regiment dan Light Dragoons.
Baca Juga: Selamatkan Jutaan Manusia dari Ranjau, Tikus Afrika Dapat Penghargaan : Contoh yang Luar Biasa
Personil yang diturunkan Inggris untuk menjalankan misi akan bergabung dan bekerja sama dengan 16 ribu penjaga perdamaian dari berbagai negara.
Pada beberapa bulan kebelakang, keamanan di mali sangat memburuk.
Selama satahun lebih, warga sipil tewas lebih dari 2000 jiwa akibat perubahan iklim yang terjadi. Migrasi populasi dan peningkatan suhu telah membuat wilayah sahel menjadi semakin luas dibawah tekanan.
Personil yang diturunkan Inggris untuk menjalankan misi akan bergabung dan bekerja sama dengan 16 ribu penjaga perdamaian dari berbagai negara.
Pada beberapa bulan kebelakang, keamanan di mali sangat memburuk.
Selama satahun lebih, warga sipil tewas lebih dari 2000 jiwa akibat perubahan iklim yang terjadi. Migrasi populasi dan peningkatan suhu telah membuat wilayah sahel menjadi semakin luas dibawah tekanan.
Baca Juga: Memakan Ribuan Korban Jiwa, Pengungsi Perang Ethiopia: Tak Ada yang Bisa Kuburkan Mereka
Peran pasukan gabungan tersebut adalah, melakukan penyelidikan dan pengintaian ke daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk menangkap intelijen.
Sebelumnya, misi yang dilakukan PBB telah diserang lebih dari 130 kali sejak tahun 2013, yang mengakibatkan 220 tentara tewas dan ratusan pasukan lainnya alami luka-luka.
Selan Inggris, Peransis juga menurunkan pasukan sebanyak 5.100 personil untuk memerangi konflik melawan berbagai kelompok kontra-ekstremisme jihadis termasuk ISIS dan afiliasi al Qaeda Jama'at Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM).
Peran pasukan gabungan tersebut adalah, melakukan penyelidikan dan pengintaian ke daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk menangkap intelijen.
Sebelumnya, misi yang dilakukan PBB telah diserang lebih dari 130 kali sejak tahun 2013, yang mengakibatkan 220 tentara tewas dan ratusan pasukan lainnya alami luka-luka.
Selan Inggris, Peransis juga menurunkan pasukan sebanyak 5.100 personil untuk memerangi konflik melawan berbagai kelompok kontra-ekstremisme jihadis termasuk ISIS dan afiliasi al Qaeda Jama'at Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM).
Baca Juga: Menahan Lapar hingga Berjalan Ribuan Kilo, Seorang Petani Ceritakan Hal Memilukan Perang Ethiopia
Pada peperangan tersebut, pada bulan Juni Prancis telah berhasil membunuh kepala al-Qaeda Afrika Utara Abdelmalek Droukdel.
Sementara itu, pada bulan lalu Prancis juga berhasil membunuh pemimpin senior lainnya Bah Ag Moussa.
Bah Ag Moussa adalah pemimpin pasukan jihadis Mali.
Mali adalah, merupakan negara terluas dan terbesar ke lima di afrika.
Pada peperangan tersebut, pada bulan Juni Prancis telah berhasil membunuh kepala al-Qaeda Afrika Utara Abdelmalek Droukdel.
Sementara itu, pada bulan lalu Prancis juga berhasil membunuh pemimpin senior lainnya Bah Ag Moussa.
Bah Ag Moussa adalah pemimpin pasukan jihadis Mali.
Mali adalah, merupakan negara terluas dan terbesar ke lima di afrika.
Baca Juga: Lakukan Pembantaian terhadap Warga saat Perang, Perdana Menteri Australia Minta Maaf pada Afganistan
Untuk menjalankan misi tersebut, Inggris telah menyediakan tiga helikopter RAF Chinook. Menggunakan baret biru PBB yang di tempatkan untuk menjaga perdamaian.
Inggris diberi tugas untuk menghadapi ancaman IED dan mengatasi serangan pemberontak.
Pasukan akan menjalankan misinya di medan yang sulit, seperti Bukit pasir, cuaca panas yang ekstrim dan hujan lebat.
Untuk menjalankan misi tersebut, Inggris telah menyediakan tiga helikopter RAF Chinook. Menggunakan baret biru PBB yang di tempatkan untuk menjaga perdamaian.
Inggris diberi tugas untuk menghadapi ancaman IED dan mengatasi serangan pemberontak.
Pasukan akan menjalankan misinya di medan yang sulit, seperti Bukit pasir, cuaca panas yang ekstrim dan hujan lebat.
Baca Juga: Perang Armenia dan Azerbaijan Timbulkan Korban Jiwa hingga Ribuan
Sebelumnya, pasukan Mali pada bulan Agustus melakukan kudeta terhadap mantan Presiden Ibrahim Boubacar Keita.***
Sebelumnya, pasukan Mali pada bulan Agustus melakukan kudeta terhadap mantan Presiden Ibrahim Boubacar Keita.***