Lakukan Pembantaian terhadap Warga saat Perang, Perdana Menteri Australia Minta Maaf pada Afganistan

- 19 November 2020, 14:57 WIB
Ungkap pembantaian tentaranya, Perdana menteri australia meminta maaf
Ungkap pembantaian tentaranya, Perdana menteri australia meminta maaf / Pixabay/jorono
 
MEDIA PAKUAN - Sebuah laporan telah ditemukan, Pasukan khusus Australia secara tidak sah membunuh 39 orang di Afghanistan antara tahun 2005 dan 2016.
 
Pengungkapan itu muncul setelah penyelidikan empat tahun oleh Angkatan Pertahanan Australia (ADF) yang menyelidiki 57 insiden.
 
Mereka mengambil kesaksian dari ratusan saksi dan meninjau lebih dari 20 ribu dokumen.
 
 
Berbicara di ibu kota Australia, Canberra, Jenderal Angus John Campbell mengatakan penyelidikan "menemukan informasi yang dapat dipercaya untuk mendukung 23 insiden dugaan pembunuhan di luar hukum terhadap 39 orang oleh 25 personel Pasukan Khusus Australia, terutama dari Resimen Layanan Udara Khusus."
 
Jedral Angus John Campbell mengatakan "ada informasi yang dapat dipercaya tentang kejahatan perang".
 
"Kasus dimana-mana telah ditemukan informasi yang dapat dipercaya tentang kejahatan perang adalah kasus yang dulunya, atau seharusnya, jelas bahwa orang yang terbunuh adalah non-kombatan," tegasnya.
 
 
Diperkirakan yang terbunuh termasuk narapidana, petani dan warga sipil lainnya, dari 25 pelaku yang teridentifikasi, sebagian masih bertugas.
 
Laporan itu juga menemukan bahwa tidak ada pembunuhan yang terjadi selama panasnya pertempuran dan semua korban ditemukan bukan pejuang, atau bukan lagi pejuang.
 
Perdana Menteri Australia Scott Morrison berbicara dengan presiden Afghanistan Ashraf Ghani untuk meminta maaf pada Kamis, 19 November 2020
 
 
Menurut kantor Ghani, "Morrison mengungkapkan kesedihannya yang terdalam atas kesalahan yang dilakukan oleh beberapa tentara Australia di Afghanistan dan meyakinkan Presiden Republik Islam Afghanistan tentang penyelidikan dan untuk memastikan keadilan". 
 
Perdana Menteri Australia sebelumnya telah memperingatkan bahwa laporan Kamis akan berisi "berita sulit bagi warga Australia".
 
Pasukan Australia telah berada di Afghanistan sejak tahun 2002, sebagai bagian dari misi pimpinan AS untuk memerangi militan Taliban. ***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x