Mantan Calon Presiden Perancis Tuduh Zelensky Lakukan Propaganda Perang Menyebarkan Ketakutan

6 September 2022, 10:16 WIB
Pembantaian di Bucha Ukraina /Oleksii Tarasevich/Handout via REUTERS/

MEDIA PAKUAN - Segolene Royal seorang mantan calon presiden Perancis, mempertanyakan laporan Ukraina terkait peristiwa di Bucha dan Mariupol.

Ia menuduh Zelensky menggunakan propaganda perang sebagai alat untuk menghalangi proses perdamaian.

Dalam wawancara nya dengan BFMTV, ia mengatakan bahwa “semua orang tahu bahwa ada propaganda perang untuk menyebarkan ketakutan .”

Baca Juga: Rilis Album The God Machine 2022, Blind Guardian Kembali Zaman Keemasannya ?

Royal mengutip dugaan penembakan di rumah sakit bersalin di Mariupol, yang menjadi berita utama di media Barat pada awal Maret.

Royal juga meminta PBB dan asosiasi media untuk melawan taktik semacam itu.

Zelensky menyalahkan Rusia atas insiden itu yang katanya menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak.

Baca Juga: 6 Tewas dalam Ledakan Bom yang Mengguncang Kedutaan Besar Rusia di Afghanistan

Namun Militer Rusia membantahnya dengan menyatakan bahwa itu adalah provokasi pihak Ukraina.

Royal menambahkan bahwa banyak orang yang mempertanyakan keaslian foto-foto yang disajikan oleh Kiev sebagai bukti serangan Rusia.

Marianna Vyshemirskaya, salah satu wanita hamil yang muncul di halaman depan banyak media besar barat, mengklaim bahwa tidak ada serangan udara Rusia di rumah sakit.

Royal, yang pernah menjadi mitra mantan presiden Prancis Francois Hollande, juga mengomentari peristiwa April di kota Bucha.

Baca Juga: 8 Tewas dalam Gempa Bumi 5,3 Skala Richter di Kawasan Pegunungan Timur Afghanistan

Baca Juga: Ketiga Kalinya Bangladesh Panggil Duta Besar Myanmar, Junta Militer Tembakan Mortir ke Wilayahnya

Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan berbagai kekejaman terhadap warga sipil di kota itu, termasuk pemerkosaan anak-anak.

Moskow dengan tegas membantah tuduhan kejahatan perang dan bersikeras bahwa itu adalah provokasi lain oleh Kiev.

“ Kisah-kisah pemerkosaan anak, tidak bisa pergi keluar dari kota, menyebarkan hal-hal seperti itu hanya mengganggu proses perdamaian,” kata politisi veteran Prancis itu.

Tidak hanya untuk menghambat proses perdamaian tetapi juga untuk memobilisasi kembali pasukan.

" Sudah cukup banyak kengerian perang dan korban jiwa, PBB dan organisasi media harus menghentikannya," tegasnya.

Baca Juga: Putri Netflix Korea, Lee You Mi Aktris Pertama Korea yang Memenangkan Emmy Award 2022

Wawancara Royal mendapatkan banyak kecaman  daribeberapa politisi serta oleh banyak pengguna media sosial.

Kelompok Stand With Ukraina mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk mengajukan pengaduan terhadap Royal untuk membela kehormatan orang yang hilang.

Presiden partai The Patriots, Florian Philippot, mengkritik reaksi agresif terhadap pernyataan Royal dan mengatakan bahwa dia memiliki hak dan kewajiban intelektual untuk mempertanyakan propaganda perang.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: RT

Tags

Terkini

Terpopuler