MEDIA PAKUAN - Analis militer sekaligus mantan inspektur senjata PBB di Irak, Scott Ritter mengatakan bahwa orang-orang yang tewas di kota Bucha adalah korban dari pasukan Ukraina.
Ritter mengatakan bahwa pasukan Rusia berhubungan baik dengan penduduk setempat, sementara pasukan Ukraina, membersihkan para kolaborator yang diduga setelah Rusia pergi.
Menurutnya membersihkan artinya membunuh, dan mereka benar-benar melakukannya dan mengatakan bahwa Rusia yang melakukannya.
Baca Juga: 150 Bus di Terminal KH Kota Sukabumi Laik Angkut Pemudik Lebaran Tahun Ini
Dia mencatat bahwa bagi pasukan Ukraina, siapapun yang telah berhubungan dengan tentara Rusia dianggap sebagai kolaborator.
Dia mencatat bahwa bagi pasukan Ukraina, siapapun yang telah berhubungan dengan tentara Rusia dianggap sebagai kolaborator.
Setelah penarikan pasukan Rusia, Ukraina mengumumkan dimulainya pencarian dengan menembak warga sipil di jalan-jalan, mengetuk pintu orang-orang yang bekerja sama dengan militer Rusia, dan membunuh mereka.
Ritter menyebut mayat-mayat dalam video dari Bucha tidak terlihat seperti telah dibaringkan selama beberapa hari sejak pasukan Rusia pergi.
Ritter menyimpulkan setelah Ukraina melakukan pembunuhan pada 1 April, Presiden Amerika Serikat mengatakan bahwa ini adalah kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia.
Baca Juga: Disebut Beda Jauh, Netizen Bandingkan Perlakuan Zikri Daulay dan Alvin Faiz ke Anak Masing-masing
"Ini adalah perang propaganda yang tidak seperti apa pun yang telah kita lihat di zaman kita, " katanya.
Kementerian Pertahanan Rusia, pada 3 April, telah membantah tuduhan rezim Kiev atas dugaan pembunuhan warga sipil oleh personel militer Rusia di desa Bucha.
Kementerian Pertahanan Rusia, pada 3 April, telah membantah tuduhan rezim Kiev atas dugaan pembunuhan warga sipil oleh personel militer Rusia di desa Bucha.
Rusia menyatakan pembunuhan penduduk Bucha muncul hanya pada hari keempat setelah kepergian militer Rusia dari kota.***