Penggal 81 Orang dalam Satu Hari, Kepala HAM PBB Murka Sebut Arab Saudi Sebagai Teroris

15 Maret 2022, 11:18 WIB
Penggal 81 Orang dalam Satu Hari, Kepala HAM PBB Murka Sebut Arab Saudi Sebagai Teroris /REUTERS/Huseyin Aldemir

MEDIA PAKUAN - Selang beberapa hari Arab Saudi mengeksekusi 81 Muslim Syiah pada Sabtu, 12 Maret 2022.

Mengakibatkan perundingan damai yang selama ini mulai puluh dengan Republik Islam Iran kini terancam.

Narapida yang dieksekusi mati termasuk tujuh warga Yaman dan satu Suriah.

Baca Juga: Akibat Sering Pergi ke Dukun, Jamaah Umroh Ini Alami Kejadian yang di Luar Nalar Manusia di Makkah, Apakah Ya?

Hal ini membuat murka pemerintah Iran, bahkan Iran telah memutuskan untuk menunda semua kesepakatan dengan Arab Saudi.

Padahal, pertemuan antara negosiator Arab Saudi dan Iran dijadwalkan akan berlangsung di Irak pekan ini.

Atas tindakan Saudi Kepala HAM PBB, michelle Bachelet angkat bicara. Bachelet mengencam eksekusi yang dilakukan Saudi dalam satu hari .

Menurutnya, Arab saudi digolongkan sebagai teroris, pasalnya Saudi telah memecahkan rekor dalam satu hari 81 orang dihukum mati.

Baca Juga: Siap Rebut Dominasi WhatsApp, Google Bakal Luncurkan Fitur Menarik di Aplikasi Chating

Bachelet mendesak kerajaan untuk berhenti mengunakan hukuman mati.

"Saya mengutuk eksekusi massal Arab Saudi pada Sabtu terhadap 81 orang atas tuduhan terkait terorisme," kata Bachelet dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Middle East Eye, Selasa, 15 Maret 2022.

"Kejahatan perang mungkin telah dilakukan jika orang dipenggal, menyusul kasus pengadilan yang tidak menawarkan jaminan pengadilan yang adil." tuturnya.

Baca Juga: Jimin BTS untuk Pertama Kalinya Isi OST Drama Lewat Proyek Shin Min Ah dan Kim Woo Bin

Dalam laporan itu disebutkan, mereka yang dieksekusi mati di antaranya adalah narapidana yang terkait dengan kelompok ISIS, Alqaidah, pasukan pemberontak Houthi Yaman atau organisasi teroris lainnya.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia itu juga menyampaikan, di antara mereka yang dipenggal, 41 adalah minoritas Syiah dan telah mengambil bagian dalam protes anti-pemerintah pada 2011-2012. Tujuh lainnya adalah warga Yaman dan satu warga negara Suriah.

Jumlah tersebut melebihi jumlah total yang dieksekusi mati sepanjang 2021 dan memicu kritik dari para aktivis hak asasi. "Semua telah dinyatakan bersalah melakukan beberapa kejahatan keji," demikian laporan kantor berita resmi Saudi Press Agency.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Middle East Eye

Tags

Terkini

Terpopuler