Biksu Buddha dan Demonstran Anti Kudeta Bersatu Melakukan Aksi Perdamaian dengan Cahaya Lilin

22 Maret 2021, 09:19 WIB
Biksu Buddha dan Demonstran Anti Kudeta Bersatu Melakukan Aksi Perdamaian dengan Cahaya Lilin /

MEDIA PAKUAN - Biksu Buddha bersama para pengunjuk rasa anti kudeta bersatu, untuk melakukan aksi perdamaian kepada junta militer Myanmar dengan menggunakan cahaya lilin.

Kejadian perdamaian kepada junta militer Myanmar tersebut dilansir Media Pakuan dari laman Al Jazeera pada Senin, 22 Maret 2021.

Biksu bersama dengan para demonstran pada Sabtu malam sampai Minggu, 21 Maret 2021 kemarin melakukan aksi tersebut, bertujuan untuk menentang militer Myanmar.

Mereka melakukan aksi cahaya lilin itu di 20 lokasi seluruh Myanmar, dengan bentuk salam protes tiga jari.

Baca Juga: Ada Diskon Hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Mulai dari Ibu Kota Yangon sampai daerah kecil di Kachin di utara serta di selatan ada kota Kawthaung.

Sementara itu, ketika menghubungi juru bicara militer Myanmar, ia tidak mengucapkan satu kata pun.

Akan tetapi jubir dari junta militer itu mengatakan, mereka hanya memakai kekuatannya jika ada perlawanan.

Disisi lain, perlakuan militer Myanmar sudah terlalu kejam sehingga mereka sudah beberapa kali ditegur oleh negara-negara tetangganya.

Baca Juga: JANGAN DIANGGAP REMEH! Berikut 5 Manfaat Salat Dhuha Beserta Niatnya

Namun, hasilnya mereka tetap keras kepala melakukan kekejaman kepada para demonstran.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga angkat bicara pada Jumat, 19 Maret 2021.

Jokowi menyampaikan, kekejaman di Myanmar harus segera diberhentikan oleh militer Myanmar.

Baca Juga: Video Kucing Diinjak sampai Mati Viral di Medsos, Baim Wong: Punyalah Sedikit Hati Nurani!

Negara tetangga Malaysia pun angkat bicara, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin sangat mendukung sekali pernyataan Jokowi itu.

Ia sangat tidak setuju dengan kekejaman yang dilontarkan militer Myanmar kepada para demonstran.

Tidak jauh berbeda, pihak dari Singapura pun sangat tidak setuju dengan perlakuan pasukan militer tersebut.***

Editor: Holis Sindy Sauri

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler