Komunitas Myanmar di Taiwan Kecam Kudeta dengan Lagu Tidak Puas

- 21 Maret 2021, 16:31 WIB
ILUSTRASI Myanmar
ILUSTRASI Myanmar /Choirun Nisa Ulfa/,*/PIXABAY

MEDIA PAKUAN-Ratusan orang dari komunitas Mynamar Taiwan berunjuk rasa mengecam kudeta di Taipai Tengah.

Mereka menyayikan sejumlah lagu sambil memegang mawar merah dan putih sebagai bentuk ungkapan duka bagi pengunjuk rasa yang gugur saat unjuk rasa penolakan kudeta.

Taiwan merupakan rumah bagi sekitar 40 ribu orang yang berasal dari Myanmar yang sebagian adalah etnis Tionghoa.

Baca Juga: Saling Bertahan, Junta Myanmar Menolak untuk Berkompromi, Pengunjuk Rasa: Kami Tetap Menentang

Mereka yang berdemo di Lapangan Liberty Taipei, mengenakan pakaian putih sambil memegang foto pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi.

Pengunjuk rasa sekira 400 orang, sebagian besar warga Sino-Burma selain warga non-China Myanmar, Taiwan dan Hong Kong.

"Orang-orang di Myanmar sekali lagi dipaksa untuk hidup di bawah bayang-bayang gelap rezim militer. Sebagai seorang emigran dari Myanmar, hari ini kami berkumpul di sini untuk memberikan penghormatan kepada rekan senegara kami dan para pahlawan yang jatuh," kata seorang guru Burma kelahiran Yangon di Universitas Soochow Taipei, kata Thomas Chen, kepada kerumunan.

Para pengunjuk rasa tersebut menyanyikan lagu "Kami Tidak Akan Puas Sampai Akhir Dunia" yang berbahasa burma. Lagu tersebut tercipta dari pemberontakan prodemokrasi tahun 1988 di negara itu yang secara brutal diturunkan oleh pemerintah militer saat itu.

Sebagai ungkapan mengenang kematian para pengunjuk rasa, mereka menundukan kepala dan berdoa.

Halaman:

Editor: Hanif Nasution

Sumber: reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x