MEDIA PAKUAN - Para penentang kudeta Myanmar terus berlanjut, dan pada penghujung Sabtu malam berkumpul untuk menyuarakan penolakan protes kudeta 1 Februari.
Uniknya, di unjuk rasa kali ini para staff medis berpakaian putih ikut turun ke Jalan.
Para pengunjuk rasa anti kudta Myanmar, termasuk staf medis berpakaian putih, ikut berbaris sebelum matahari terbit yang kemudian dinamakan "Protes Fajar."
Baca Juga: HORE!Menko Perekonomian Airlangga Hartarto: Bioskop Sudah Bisa Dibuka Untuk Umum
Di beberapa tempat lain, biksu buddha juga melakukan protes dengan memegang lilin, beberapa orang melakukan protesnya dengan membentuk salam protes tiga jari menggunakan lilin.
Sementara itu, di kota Yangon, yang yang telah menjadi salah satu tempat kekerasan terparah sejak kudeta, pasukan keamanan bergerak dengan cepat membubarkan perkumpulan aksi protes tersebut.
"Sekarang mereka menindak protes malam kami. Granat setrum ditembakkan terus-menerus," tulis salah satu pengguna Facebook.
Di beberapa tempat lain, biksu buddha juga melakukan protes dengan memegang lilin, beberapa orang melakukan protesnya dengan membentuk salam protes tiga jari menggunakan lilin.
Sementara itu, di kota Yangon, yang yang telah menjadi salah satu tempat kekerasan terparah sejak kudeta, pasukan keamanan bergerak dengan cepat membubarkan perkumpulan aksi protes tersebut.
"Sekarang mereka menindak protes malam kami. Granat setrum ditembakkan terus-menerus," tulis salah satu pengguna Facebook.
Menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, dalam insiden terpisah pada Sabtu pagi, setidaknya empat orang tewas, sehingga menjadikannya jumlah korban tewas sejak kudeta menjadi 247 orang.
Menurut penghitungan postingan media sosial, hampir 20 protes diadakan semalam di Myanmar, termasuk kota utama Yangon hingga komunitas kecil di bagian Kachin di utara dan kota paling selatan Kawthaung. ***