Saling Bertahan, Junta Myanmar Menolak untuk Berkompromi, Pengunjuk Rasa: Kami Tetap Menentang

- 21 Maret 2021, 16:09 WIB
Biarawati berlutut di hadapan petugas keamanan dan Polisi Meminta Maaf di Myanmar
Biarawati berlutut di hadapan petugas keamanan dan Polisi Meminta Maaf di Myanmar /instagram.com/@viceworldnews


MEDIA PAKUAN - Meskipun jumlah korban tewas ditangan pasukan keamanan Myanmar meningkat. Tapi para pengunjuk rasa tetap bersikap keras untuk menentang kudeta.
 
Akibatnya junta tampaknya menolak tekanan dari luar untuk berkompromi.

Seorang dokter yang ada di pusat kota Monywa mengatakan, seorang pria tewas setelah polisi Myanmar menembaki kelompok yang mendirikan barikade.
 
Bahkan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.

Kekerasan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar terhadap pengunjuk rasa anti kudeta.
 
Kondisi ini memaksa orang-orang untuk bertekad menolak kembali ke pemerintahan militer.
 
 
Baca Juga: HORE!Menko Perekonomian Airlangga Hartarto: Bioskop Sudah Bisa Dibuka Untuk Umum

Menurut penghitungan postingan media sosial, hampir 20 protes diadakan semalam di Myanmar. Termasuk kota utama Yangon hingga komunitas kecil di bagian Kachin di utara dan kota paling selatan Kawthaung.

Para pengunjuk rasa anti kudeta Myanmar, termasuk staf medis berpakaian putih, ikut berbaris sebelum matahari terbit "protes Fajar."

Di beberapa tempat lain, biksu buddha juga melakukan protes dengan memegang lilin. Termasuk beberapa orang melakukan protesnya dengan membentuk salam protes tiga jari menggunakan lilin.
 
 

Sementara itu, di kota Yangon,salah satu tempat kekerasan terparah sejak kudeta mendorong  pasukan keamanan bergerak dengan cepat.
 
Mereka langsung membubarkan perkumpulan aksi protes tersebut.

"Sekarang mereka menindak protes malam kami. Granat setrum ditembakkan terus-menerus," tulis salah satu pengguna Facebook. Dan delapan orang ditahan.

Sementara itu, Juru bicara junta tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Menurut penghitungan oleh kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, dengan pembunuhan terakhir, jumlah korban tewas sejak kudeta 1 Februari naik menjadi setidaknya 248 orang.***



Editor: Ahmad R

Sumber: REUTERS AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x