Fakta Sejarah ! Orang Sunda Pendatang

30 Juli 2020, 12:39 WIB
Ilustrasi manusia purba /Popi Siti Sopiah /

 

MEDIA PAKUAN-Asal Usul Orang (Suku) Sunda Adalah Suku Pendatang
Banyak pakar yang menyatakan bahwa orang Sunda khususnya dan Indonesia umumnya adalah para pendatang dari daerah Yunan. Benarkah ?

Fakta Sejarah !

Di daratan Asia, kira-kira antara Pegunungan Hindukusj dan Pegunungan Himalaya ada sebuah dataran tinggi (plateau) yang bernama Iran-venj, penduduknya disebut bangsa Aria.

Baca Juga: Cara Awetkan Daging Kurban.

Bangsa Aria menganggap bahwa tanah airnya disebut sebagai Taman Surga, karena kedekatannya dengan alam gaib. Namun, mereka mendapat wangsit dalam Uganya, bahwa suatu ketika bangsa Iran Venj akan hancur, sehingga bangsa Aria ini menyebar ke berbagai daerah.

Baca Juga: Cicurug Sukabumi Saksi Sejarah Peradaban Masa Lalu

Segerombolan suku bangsa Aria yang menuju arah Selatan, sampai di sebuah pantai ‘basisir’ daratan Arab. Dari sana mereka terus menyebar yang pada akhirnya sampai juga di tanah Sunda, tepatnya di Pelabuhanratu (sekarang).

Para pendatang itu disambut dengan ramah dan terjadi akulturasi budaya di antara mereka, pendatang dan pribumi (Sunda) saling menghormati satu sama lainnya. Proses akulturasi budaya ini dapat kita lihat dalam sistem religi yang diterapkan, Pendatang mengalah dengan keadaan dan situasi serta tatanan yang ada.

Baca Juga: Polres Sukabumi Kota Ciduk Dua Terduga Pengedar Narkotika

Batara Tunggal atau Hyang Batara sebagai pusat “sesembahan” orang Sunda tetap menempati tempat yang paling tinggi, sedangkan dewa-dewa yang menjadi "Sesembahan" pendatang ditempatkan di bawahnya.

Hal itu dapat dilihat dalam stratifikasi sistem “sesembahan” yang ada di daerah Baduy, dikatakan bahwa Batara Tunggal atau Sang Rama mempunyai tujuh putra keresa, lima dewa di antaranya adalah Hindu, yaitu : Batara Guru di Jampang, Batara Iswara (Siwa), Batara Wisnu, Batara Brahma, Batara Kala, Batara Mahadewa (pada akhirnya menjadi Guriang Sakti serta menjelma jadi Sang Manarah atau Ciung Manara), Batara Patanjala (yang dianggap cikal bakal Sunda Baduy).

Baca Juga: Mengenal Budaya Ngurek

Akulturasi ini, tidak saja dalam lingkup budaya, melainkan dalam perkawinan, sehingga melahirkan tujuh putra utama, yaitu :

· Prabu Tanduran Gagang (bagi mereka yang merasa keturunannya, tidak menyebut tandur, tapi ‘melak pare’)
· Prabu Ranggapupuk
· Prabu Ranggasena
· Prabu Emudsari
· Prabu Tetegan Wangi (yang bertanggungjawab mengenai sejarah)
· Prabu Angga Waruling
· Prabu Siliwangi

Baca Juga: Begini Cara Ajari Anak Belajar di Rumah Biar Tidak Stres

Sebagai jembatan keledai untuk memudahkan mengingatnya bagi orang Sunda, yaitu : Tandurangagang – gagangna; ranggapupuk – cupat; Ranggasena – cangkangna; Emudsari – kulumudna; Tetegan Wangi – dagingna; Anggawaruling – sikina; Siliwangi – seungitna. Siliwangi mempunyai tugas mengurus negara ‘ngaheuyeuk dayeuh ngolah nagara’ di Pakuan Pajajaran. Prabu Siliwangi ini beristri Kentrimanik Mayang Sunda, serta mempunyai anak : Aci Solenggang Pakuan,Munding Sanggawati dan Aci Malati

Baca Juga: MK Batalkan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada

Ketiga putra ini mempunyai tugas untuk mencari tanah Parahiangan (Iran-Venj). Rombongan pertama dapat singgah di Bali serta mendirikan kerajaan. Rombongan kedua singgah di Kutai (Kalimantan), di sini pun mendirikan kerajaan. Sedangkan rombongan ketiga singgah di Polynesia dan diteruskan hingga ke Beutimelik , bagi orang Mauri disebut Selandia Baru.

Baca Juga: September, Bandara Kertajati Majalengka Buka Layanan Penerbangan Umrah

Pembuktian ekspedisi Kontiki – Dr. Heyerdahl sekarang lebih terungkap itu ada benarnya. Sehingga bila melihat sejarah bahwa keturunan dari Tatar Sunda menyebrang hingga ke Polynesia itu adalah orang-orang Atlantis — yang memang karuhun kita selalu menyembunyikan dalam bentuk simbol — ekspansi kebudayaan dari Tatar Sunda ke daerah Polynesia, yaitu dengan adanya rombongan dari Palabuhanratu, dapat dibuktikan kebenaran-nya.***

 

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler