Prediksi Deretan Nama untuk Pilkada 2024 Kota Sukabumi: Ada Kalangan Politisi hingga Pengusaha

- 27 April 2024, 00:07 WIB
Pakar Politik dan Kebijakan Publik dari Universitas Lingga Buana Asep Deni.
Pakar Politik dan Kebijakan Publik dari Universitas Lingga Buana Asep Deni. /Manaf Muhammad/Media Pakuan

MEDIA PAKUAN - Dalam beberapa bulan ke depan, akan dilaksanakan Pilkada 2024 serentak, termasuk di Kota Sukabumi. Nama-nama yang bakal menjadi calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota pun sudah banyak muncul ke permukaan.

Pakar Politik dan Kebijakan Publik dari Universitas Lingga Buana Asep Deni memprediksi sejumlah nama yang memiliki peluang untuk maju menjadi calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi di Pilkada 2024.

Nama-nama yang diprediksi olehnya didasarkan dari pendekatan political popularity, ⁠political electability, dan supporting partai.

Kalangan Politisi 

Untuk kalangan politisi, menurutnya ada nama eks Wali Kota Sukabumi periode 2018-2023 Achmad Fahmi yang berpeluang maju di Pilkada. Asep menyebut, nama Fahmi masih melekat di telinga masyarakat karena menjabat sebagai ketua di sejumlah organisasi.

Baca Juga: Jelang Pilwalkot Sukabumi, 3 Kader Gerindra Menyeruak: Ketua DPC hingga Ketua DPRD, Siapa Paling Perpeluang?

"Jabatannya yang masih melekat ketua DKM kan ya dan ketua lain-lain. Artinya kalau kita lihat pak Fahmi apalagi pak Fahmi sekarang ketua majelis pengurus daerah PKS ditetapkan sejak 2021 nah itu kita melihat pak Fahmi popularitasnya masih cukup bagus elektabilitasnya juga masih cukup bagus apalagi dibarengi dengan kerja pak Fahmi yang terus ke masyarakat melakukan sosialisasi pendekatan kunjungan silaturahmi itu yang sangat masif terus menerus dengan timnya," ucapnya, Jum'at 26 April 2024.

Kemudian ada nama mantan Wali Kota Sukabumi periode 2013-2018 Mohamad Muraz. Nama lama di kancah perpolitikan Sukabumi itu kembali mencuat, setelah dirinya kalah bertarung di perebutan kursi legislatif DPR RI pada Pemilu 2024. Muraz dinilai olehnya berpotensi maju di Pilkada karena memiliki popularitas cukup tinggi dan berpengalaman di pemerintahan.

"Kita melihat bahwa pak Muraz itu masih sangat memungkinkan. Mantan wali kota ini dia pernah jadi wali kota 2013-2018 itu masih memiliki potensi karena popularitasnya tinggi dan pada masa pemerintahan pak Muraz juga cukup bagus good governance-nya ditegakkan kemudian memiliki legacy yang cukup banyak," tambahnya.

Selanjutnya ada Andri Hamami. Pria yang pernah menjadi Wakil Wali Kota Sukabumi di era kepemimpinan Achmad Fahmi, dikenal bukan hanya sebagai politisi namun juga pengusaha.

Baca Juga: Digadang Masuk Bursa Pilwalkot Sukabumi, Ulama Sepuh Sukabumi Tegaskan Enggan Berpolitik Praktis

Pada kontestasi Pilkada 2024, Andri Hamami tampaknya akan hijrah ke partai Golkar sebagai kendaraan politiknya menggantikan partai Demokrat.

"Siapapun pak Andri hari ini dia pernah jadi wakil walikota 2018-2023 itu punya rekam jejak dan politisi. Juga beliau pernah jadi ketua DPD Golkar, kemarin wakil ketua di Demokrat sekarang kembali lagi ke pangkuan Golkar kan cukup bagus apalagi sekarang melalui media sosial, media luar ruangan dilakukan," ujarnya.

Kalangan politisi lainnya yang berpeluang maju di Pilkada mendatang menurutnya masih banyak seperti Ketua Partai Gerindra Kota Sukabumi Lutfi Achmad, Ketua Partai Gelora Kota Sukabumi Ade Wahyudin dan Ketua Partai Nasdem Kabupaten Sukabumi Ayep Zaki. Kebanyakan mereka mendaftar di 3-4 partai politik.

"Tim Ade Wahyudin sudah daftar ke PDIP, PAN, PPP. Berikutnya akan daftar ke Demokrat. Kemudian Ayep Zaki, Ketua Nasdem Kabupaten Sukabumi daftar ke Demokrat, Nasdem, dan PDIP," katanya.

Baca Juga: Koalisi Gemuk Usung Asep Japar jadi Bakal Calon Bupati Sukabumi

Kalangan Pengusaha dan Ketua Kelompok Massa

Nama-nama dari kalangan pengusaha dan pimpinan kelompok massa menurutnya tidak boleh disingkirkan. Pasalnya, popularitas dan financial capital mereka patut diperhitungkan untuk bisa maju di Pilkada 2024.

Sebut saja sejumlah nama yang saat ini santer diisukan akan menjadi bakal calon Wali Kota atau Wakil Wali Kota Sukabumi dari kalangan tersebut seperti Ketua KNPI Nurul Zaman Hadi, Ketua Karang Taruna Raden Kusumo, Ketua PBSI Sukabumi Idhan Rusmaindarsah Dwisya, dan pengusaha muda wanita Sri Dewi Maharani.

"Kalau kita lihat ada orang orang muda yang tidak punya partai tapi popularitasnya cukup bagus. Misalkan Nurul Zaman Hadi, Ketua KNPI. Atau yang dulu dari PKS dan pindah ke PDIP masih Karang Taruna Raden Kusumo juga cukup populer di kalangan publik. Bahkan ada juga beberapa yang menginginkan figur muda. Mungkin yang saya sebutkan tadi untuk F1 (wali kota) belum sampai masuk ke situ mungkin mereka daftarnya ke F2 (wakil wali kota) seperti Nurul Zaman Hadi atau tokoh pemuda pengusaha pak Yose," paparnya.

"Kalau kita lihat dari situ termasuk bu Sri Dewi terutama perempuan, apresiasi lah. Senang, keren kalau ada perempuan yang maju. Maka kita membutuhkan calon pemimpin yang berbasis pada gender. Kalau laki-laki sekarang terlalu banyak, perempuan harus muncul karena di Kota Sukabumi ini punya pengalaman bagus, pernah dipimpin bu Molly Mulhayati dulu jadi mantan Walkot sampai tahun 2003 dari 1997 kan luar biasa," tandasnya.

Baca Juga: Adu Lisung Wakili Kota Sukabumi di Festival Permainan dan Olahraga Tradisional Jawa Barat 2024

Kalangan ASN dan Birokrat

Tak hanya itu, kalangan birokrat dan aparatur sipil negara (ASN) menurut Asep Deni memiliki kans untuk maju di Pilkada 2024. Sebab, pengalaman mereka di pemerintahan dapat menjadi salah satu alasan untuk dipilih. Nama-nama dari kalangan ASN yang santer diperbincangkan adalah Sekretaris Daerah Kota Sukabumi Dida Sembada dan Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Tejo Condro Nugroho.

"ASN ini kan nggak punya partai jadi indikator ketiga tidak terpenuhi. Tapi bisa dilamar atau melamar ke partai dengan syarat dia sudah pensiun atau mengundurkan diri dari ASN. Misal pejabat pemda yang sekarang sedang ramai dibicarakan adalah Dida Sembada, sudah muncul walaupun baligo yang muncul Ketua Korpri tapi apapun publik kan tidak baca narasinya tapi yang dilihat foto Pak Dida ada dimana-mana. Jadi kita melihat Pak Dida ada potensi untuk itu," imbuhnya.

Terlebih, sejumlah Wali Kota Sukabumi sebelumnya memiliki rekam jejak yang pernah menjabat Sekda seperti Mohamad Muraz dan Mokh. Muslikh Abdussyukur.

"Ini kelebihan Walkot yang punya pengalaman birokrasi itu kemampuan administratifnya. Tapi nampaknya untuk F1 (wali kota) agak berat. Ada juga Tejo Pak Kadis Pariwisata," pungkasnya.

Baca Juga: IRT Sukabumi jadi Dalang Investasi Bodong Berkedok Koperasi

Di sisi lain, menurutnya untuk bisa bertarung dalam kontestasi Pilkada 2024 diperlukan popularitas dan financial capital untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat luas terutama para pemilih.

"Tapi hukumnya begini di dalam popularity itu apabila social capital-!ya tinggi maka financial capital-nya rendah. Jadi kalau dia populer maka daya tawarnya popularitas uangnya bisa sedikit. Tapi kalau popularity-nya dia rendah social capital nya dia rendah maka financial capital-nya dia harus tinggi jadi kolaborasi ini dua harus. Bagaimana kalau dua duanya tidak memadai ya harus ada pihak ketiga yang menyandang itu kan," ujar Asep Deni.

"Tentu ini adalah kemampuan melakukan sosialisasi secepat mungkin memperkenalkan secepat mungkin melalui media elektronik media cetak, media sosial kemudian media luar ruangan seperti yang dilakukan teman teman sekarang," cetusnya.***

Editor: Manaf Muhammad

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah