Network
MEDIA PAKUAN - Jalan Tol Bocimi Seksi 2 hingga saat ini masih ditutup pasca terjadi longsor di kilometer 64 600A arah pintu exit Tol Parungkuda Sukabumi pada Rabu 3 April 2024 sekitar pukul 20.10 WIB.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, meskipun sebagian badan jalan amblas, pihaknya tetap akan membuka Tol Bocimi Seksi 2 selama arus mudik lebaran Idul Fitri.
Untuk fungsional sementara tersebut, pihaknya akan memasang sheet pile (penahan baja) sebagai langkah untuk perbaikan temporer.
"Kita akan tes dulu untuk bisa kita upayakan jalur B nya itu dipakai untuk jalur mudik sedikit memecah arus yang ke Cigombong karena kita khawatir nanti pada saat itu penuh penuhnya kayak dulu kayak tahun yang lalu," ujarnya, Jum'at 5 April 2024.
Baca Juga: Menteri PUPR Ungkap Penyebab Longsor di Tol Bocimi, Basuki: Bukan Gerakan Tanah!
Jalur B yang difungsikan hanya untuk kendaraan dari arah Jakarta menuju Sukabumi. Basuki juga menegaskan, hanya kendaraan golongan 1 yang bisa melintasi jalur tersebut selama fungsional sementara.
"Kita akan koordinasi terus dengan bapak polisi untuk bisa dibuka jalur B nya satu arah hanya untuk golongan 1 nanti arus balik juga satu arah kemudian setelah itu nanti baru akan kita tangani secara permanen setelah lebaran," pungkasnya.
Rencananya, Tol Bocimi Seksi 2 kembali dibuka pada Senin 8 April 2024. Perbaikan secara permanen baru akan dilakukan pada 15 April 2024.
"Sudah pada libur dan ini hari besar lebaran saya kira kesempatan untuk libur dulu sampai tanggal 15 baru full speed untuk penanganan permanen," ucapnya.
"Penanganan permanennya kira-kira 2-3 bulan oke untuk kita bisa secara permanen bisa kita tangani. Nanti akan kita upayakan Senin atau Selasa kita buka kalau penanganan temporary ini bisa kita untuk tangani," tandasnya.
Selama difungsikan saat arus mudik, pihaknya juga akan menggratiskan tarif masuk Tol Bocimi Seksi 2. "Kalau anu kita gratiskan," jelasnya.
Di sisi lain, menurutnya penyebab amblasnya badan jalan Tol Bocimi bukan dikarenakan oleh konstruksi bangunan yang rapuh dan gerakan tanah, namun karena longsor dan hujan deras.
"Ini bukan gerakan tanah tapi longsoran tanah timbunan saat pembangunan dulu karena curah hujan yang tinggi kita lihat vegetasi di sekitarnya pohon-pohon pisang dan sebagainya masih tegak berarti memang berarti memang bukan gerakan tanah tapi material longsoran saja," paparnya.***
