“Pernah terjadi di kelas III itu atapnya mungkin sudah rusak (jatuh) hingga menimpa ke kepala anak, tapi tidak menimbulkan cidera atau apapun. Jadi Saya khawatirkan jika ada genting atau atap menimpa anak makanya saya inisiatif lebih baik membuat tenda di luar dari pada (KBM) dipaksakan di ruang kelas,"Akunya.
Edi menyebutkan, terdapat 4 ruang kelas kondisinya dan rusak memprihatinkan. Kerusakan sejak 2019.
“Ruang kelas III hingga kelas VI sudah tidak layak untuk ditempati hingga pelajar kelas IV dan V terpaksa diungsikan untuk belajar di ruas Perpustakaan, “Ucapnya.
“Sementara itu siswa siswi kelas III dan VI terpaksa harus rela belajar di tenda darurat di halaman sekolah, “katanya.***