Pro dan Kontra, Kota Militer Jepang Hiroshima 2 Di Sukabumi.

- 16 Agustus 2020, 14:51 WIB
Warga sedang menyaksikan keberadaan bekas bangunan yang diyakini benteng pertahanan Jepang
Warga sedang menyaksikan keberadaan bekas bangunan yang diyakini benteng pertahanan Jepang /

 

 
MEDIA PAKUAN-Kendati keberadaan situs Kota Militer Jepang Hiroshima 2 yang berada di Kampung Pojok, Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas,  Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat kembali mengundang pro dan kontra. 
 
Tapi keberadaan kendaraan diyakini ada oleh warga di sekitar Kampung Pojok. Mereka menyakini cerita orang disana pernah ada aktivitas tentara Jepang membangun benteng pertahanan dan sejumlah fasilitas lainnya. 
 
Bahkan menjelang peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke 75, situs yang diyakini  sebagian warga di Kampung Pojok  diklaim merupakan benteng terakhir prajurit kekaisaran Jepang, kerap menjadi perbincangan warga disana. 
 
Situs sejarah Kota Militer Jepang Hiroshima 2 ini dibangun oleh ribuan masyarakat diluar Jawa Barat. Mereka di pekerjaan sebagai tenaga rodi. Tentara Jepang yang menjajah tidak cukup lama  sejak 1942-1945, tapi   tidak hanya mewajibkan masyarakat kerja paksa.
 
Tapi mengekploitasi dan merampas seluruh kekayaan alam dikawasan Cirenghas yang kaya hasil tambang dan oertanian
 
Salah satunya, membuat pabrik pengolahan emas dari hasil penambangan yang berada persis di kaki Gunung Rosa.  Dan hingga saat ini, kawasan Gunung Rosa yang berada tidak jauh dari areal komplek Hirosima2, masih dimanfaatkan warga untuk penambangan emas .
 
Para tentara Jepang juga membangun kota besar di lokasi ini. Mereka tidak hanya benteng pertahanan yang dilengkapi bersenjataan berat. Tapi areal tersebut dibangun dua puluh tiga  pabrik dari berbagai jenis. 
 
Termasuk  pabrik permintalan kain, senjata, pengolahan emas,  pabrik obat kina, pabrik kaca, pabrik kain katun, penggilingan beras, pabrik baja hingga membuat senjata dan peluru. 
 
Bahkan dikawasan itu, mereka dilengkapi lintasan rel kerata lori dan mess  perwira hingga rumah sakit tentara. Hanya saja, lintas kereta api tidak tersisa, karena rel dan bantalan kereta dimanfaatkan warga. Sementara yang tertisa hanya bongkahan pondasi bekas jembatan yang melintas ke sungai Cikupa. 
 
Kawasan industri dan benteng pertahanan yang berada di kampung Pojok itu, berada dikaki  Bukit Manglayang dan Bukit Malang. Sehingga tidak heran keberadaan benteng yang menjorok kedalam persis letter U cukup strategis. 
 
Benteng dibuat di kawasan kampung Pojok, diduga menjadi bagian dari strategi tentara Jepang. Terutama untuk mempertahkan areal industri dari gempuran  tentara Sekutu. 
 
Kendati hanya  terlihat tujuh bongkahan bangunan beton yang disebut-sebut bekas benteng pertahanan. Tapi warga kembali menyakini lahan persawahan, pemukiman warga dan jalan merupakan areal bekas pabrik. 
 
"Bapak sering bercerita, disini merupakan areal benteng pertahaanan dan industri. Banyak tentara Jepang disini hilir mudik mengawasi para pekerja membuat pabrik dan benteng pertahanan," kata warga Kampung Pojok, Nanang
 
Ketua    Yayasan Cagar  Budaya Nasional Pojok Gunung Kekenceng Kota Hiroshima 2 Sukabumi, Tedy Ginanjar mengatakan  banyak orang menyebut kawasan dengan sebutan  Tembok Jepang. Lantaran di kawasan ini yang tersisa beberapa  tembok besar yang dipercaya bekas bangunan kawasan industri milik pemerintahan Jepang pada saat itu.
 
"Bahkan warga Kampung Pojok menyakini terdapat bungke yang kini telah ditutup batu oleh tentara Jepang," katanya. 
 
Kebenaran di Kampung Pojok terdapat bekas peninggalan benteng pertahanan atau dikenal situs Kota Militer Jepang Hiroshima 2, kata Tedi, setelah dilakukan serangkaian investigasi dan meminta. keterangan warga sekitar. Terutama saksi yang masih hidup. Terutama para pejuang disekitar kawasan kampung Pojok. 
 
"Sejumlah warga mengatakan, sebutan Hiroshima 2, diungkapkan para tentara. Selain merindukan Kota Hiroshima, para tentara Jepang ingin mewujudkan lokasi ini menjadi kawasan industri seperti halnya, Kota Hiroshima di Jepang," katanya. 
 
Hanya saja, kata Tedi, mewujudkan kawasan industri dan benteng pertahanan tidak berlangsung lama. Jepang kalah oleh tentara sekutu, sehingga memaksa mereka untuk pulang ke kampung halamannya. 
 
Saat itu, Jepang merahasiakan keberadaan tempat yang dibangun dengan cara mempekerjakan romusa. Namun seiring waktu, keberadaan Kota Hiroshima terungkap juga.
 
Sangat di sayangkan, kata Tedi keberadaan bangunan yang dulu terbilang megah dimasa penjajahan Jepang. Tapi kini,  tersisa bekas puing-puing bangunan. Hanya beberapa yang berdiri tegak. Banyak warga memamfaatkan sisa bangunan.
 
"Bahkan rel kereta api dan bantalan  kayu dimamfatkan dan dijual warga. Dan kini hanya tersisa puing puing saja," katanya.
 
Tidak hanya itu  saja, kata Tedi, lahan sisa pabrik tidak hanya dibangun pemukiman rumah warga. Tapi sebagian besar dimamfatjan warga untuk areal bervicok tanam." Sehingga tidak heran, bila cangkul warga rusak, karena menghantam pondasi, " katanya.***
 
 
 

Editor: Ahmad R


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x