MEDIA PAKUAN - SDN Suradita di Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat menyimpan beragam cerita pilu, salah satunya adalah seorang guru honorer yang rela mengajar di sekolah yang terbuat dari bilik bambu tersebut.
Yayan Maryanah (46) memiliki semangat tinggi dalam pengabdiannya di dunia pendidikan di lingkungannya. Hal itu terbukti tatkala dirinya rela menempuh jalan jauh hanya untuk bisa mencerdaskan anak bangsa.
Ibu rumah tangga tersebut telah menjadi guru honorer belasan tahun lamanya. Semangat pantang menyerah ditunjukkan olehnya hampir setiap hari ketika berangkat ke sekolah.
Yayan tinggal di Desa Gegerbitung kabupaten Sukabumi. Untuk sampai ke sekolah tempatnya mengajar, dia harus menempuh jalan berkilo-kilo meter yang kondisinya jauh dari kata mulus.
Baca Juga: Masih Nihil Tersangka dalam Korupsi SPK fiktif Dinkes Kabupaten Sukabumi, Kajari Beberkan Alasannya
Bebatuan, tanah licin, hutan, hingga lembah harus dilewati olehnya untuk sampai ke tujuan. Ongkos yang dikeluarkan untuk perjalanan ke tempatnya mengajar pun bisa mencapai Rp55.000.
"Ibu ke sini setiap hari naik ojek, sehari Rp 50 ribu," katanya ketika ditemui di SDN Suradita beberapa waktu lalu.
Ongkos yang dihabiskannya tidak sebanding dengan upah yang diperolehnya sebagai guru honorer. Untuk memangkas biaya ongkos sebenarnya bisa dilakukan dengan membawa sepeda motor sendiri, namun dia masih trauma karena pernah mengalami kecelakaan ketika melewati jalan menuju sekolah yang jauh dari kata layak.
"Ibu ngehonor udah 16 tahun dari 2008 awal. Dulu ibu suka bawa motor ditaruh di Ciengang, berhubung ada pohon tumbang jatuh setengah badan, 3 bulan ga bisa ngapa ngapain setelah sembuh, trauma jadi ga bawa motor motor lagi," ucapnya.