MEDIA PAKUAN - Rizky Sukria, 35 Tahun warga Kampung Cigereji, RT 002, RW 021, Desa Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi bernasib malang.
Dai muda asal Sukabumi itu, kini menderita kanker nasofaring. Akibat penyakit itu, kini dia sama sekali tidak berdaya.
Penyakit yang diderita hingga memasuki 3 tahun terakhir. Kini dia tidak lagi bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
Baca Juga: Jamaah Dikenakan Denda Rp40 Juta di Arab Saudi, TKI Becorkan Kelakuannya di Depan Ka'bah
Padahal sebelum kanker menggerogoti tubuhnya, laki-laki lajang kerap mengajarkan ngaji pada anak-anak sekitar.
Dia mengajar ngaji di mesjid yang tidak jauh dari rumahnya. Bahkan setiap hari Jumat sore, Rizky Sukria selalu memberikan ceramah pada ibu-ibu pengajian.
Baca Juga: Kebiasaan Masyarakat Arab Saudi Yang Anggap Tak Lazim di Indonesia
"Dia juga mengajarkan ngaji pada warga sekitar. Selain itu, guru ngaji juga sebagai da'i yang suka di undang ke pengajian warga,"kata Pendiri Sahabat Kristiawan Peduli (SKP) Kristiawan Saputra.
Dia mengatakan akibat penyakit yang dideritanya, tidak hanya aktivitas sangat terbatas dan tidak bisa mengajar mengaji lagi. Tapi wajahnya berubah dratis.
Baca Juga: Semua Jamaah Umroh di Dalam Bis Heboh, Lihat Pasangan Lakukan Hal Ini di Tanah Suci Makkah
Dia hanya berbaring lemah di rumah sederhana. Ditemani ibunya, dai muda terlihat pasrah menahan sakit.
"Perubahan sangat dratis pada mukanya. Warga tidak mengenal lagi sosok ustadz ramah. Wajahnya, berubah dratis,"katanya
Perubahan pada mukanya, kata Kristiawan, disebabkan efek dari kemotrafi hingga enam kali.
Begitupun proses penyinaran selama 3O kali, kata Kriatiawan menyebabkan mukanya sangat sulit dikenali lagi. "Sangat berubah dartis,"katanya.
Penderitaan yang dialami dai muda itu, kata Kristiawan, makin bertambah. Kini terindentifikasi ada benjolan pada paru-parunya.
"Benjolan didinding paru-paru menambah beban sakit yang dideritanya," kata Kristiawan.
Dia membenarkan dai muda asal Sukabumi itu, sangat membutuhkan uluran tangan para donatur.
Tidak hanya bantuan medis, tapi uluran tangan para donatur untuk melangsungkan hidupnya.
"Karena itu, kami mengetuk hati pada donatur untuk rereongan membantu dai muda itu. Diharapkan setelah sembuh dapat mengajar ngaji anak-anak lagi,"katanya***