Suami pergi setelah mengetahui anaknya lumpuh kekurangan gizi akut.
Baca Juga: Kian Melemah, Pro Rusia Bersiap Kepung Ibu Kota Kiev Ukraina
Namun upaya memenuhi kebutuhan sehari-hari harus banting tulang.
Meski berjuang dengan berjualan makanan ringan, tapi pendapatnya masih sangat kurang.
Mereka bertiga setiap hari harus menahan lapar. Karena pendapatan berjualan sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Baca Juga: Picu Kekesalan, Kolonel Rusia Dibunuh Pasukan Sendiri
Sementara untuk menghentikan rintisan tangisan kedua anaknya, Hasanah, hanya mampu membeli susu sachet dari warung sebelah rumahnya.
Susu seharga Rp 2000 atau bubur dan garam setidak-tidaknya mampu meredakan tangis kelaparan kedua anaknya.
"Nasibnya memang sangat tragis, kedua anak malang itu mengalami kekurangan gizi akut sehingga lumpuh,"kata Pendiri Sahabat Kristiawan Peduli (SKP) Kristiawan Saputra.
Baca Juga: Jepang Takut Bentrok, Rusia Malah Batalkan Negosiasi Sengketa Kepulauan Kuril