Dampak El Nino, Kekeringan dan Krisis Air Bersih Mulai Terjadi di Kota Sukabumi

15 Agustus 2023, 17:17 WIB
Penyaluran bantuan air bersih di Kota Sukabumi. /Manaf Muhammad/

 

MEDIA PAKUAN - Dampak dari fenomena alam El Nino mulai dirasakan di Kota Sukabumi Jawa Barat. Kurang lebih satu bulan terakhir, hujan telah tak mengguyur kota mochi.

Imbasnya sudah mulai terjadi kekeringan irigasi di lahan pertanian hingga krisis air bersih yang dialami warga di sejumlah kecamatan di Kota Sukabumi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Media Pakuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, sejauh ini kekeringan telah terjadi di kecamatan Lembursitu dan Cikole.

"Kekeringan di kota sukabumi sekitar 2 minggu ke belakang mulai ada riak-riak kebutuhan air bersih. Pertama di wilayah kecamatan Lembursitu, berlanjut kemarin terkahir kita membantu di wilayah Kecamatan Cikole," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat Taufik saat ditemui Media Pakuan di kantornya, Selasa 15 Agustus 2023.

Baca Juga: Pasca Tawuran Maut Pelajar, DPRD Kota Sukabumi Dorong untuk Diberlakukan Jam Malam

"Pergerakan di wilayah kelurahan Cikundul RT 01, RW 02 RW 04 sebanyak 60 KK. Saya juga minta petugas di lapangan coba pantau kebenaran krisis air bersihnya," ujarnya.

Dampak kemarau panjang berupa kekeringan irigasi lahan persawahan kata Novian ada seluas 5 hektare di kecamatan Cikole. Lahan pertanian tersebut saat ini terancam gagal panen.

"Yang saya pantau secara kasat mata baru di wilayah Subangjaya. Saluran irigasinya kering sehingga ke pesawahannya kering. 5 hektare," ucapnya.

Untuk menangani masalah kekeringan, pihaknya telah bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk menyalurkan air bersih. Sejauh ini sudah 35.000 liter air sudah disalurkan ke warga yang terdampak kekeringan.

Baca Juga: Ancaman Kemarau Ekstrem, Walikota Sukabumi Siapkan Langkah Antisipasi Terjadinya Kekeringan

"Memang di sumur-sumur mereka sudah tidak ada air atau dari PDAM tidak nyampe ke warga. Ada sekitar 3 sampai 4 kali dalam seminggu, kurang lebih skitar 7 x 5000 total 35 ribu air yang di salurkan," jelasnya.

Mulai dari PDAM, Dinas PUTR, hingga Dinas Pertanian dilibatkan dalam penanganan dampak kekeringan yang ada di wilayah Kota Sukabumi.

"Wilayah kota masih dianggap relatif aman untuk masalah kekurangan air atau kekeringan ini. Saya juga umumkan barangkali ada rekan-rekan di wilayahnya krisis air bersih untuk segera melaporkan di Tanggap biar pihak PDAM seger membantu," tandasnya.

Adapun perkiraan puncak kemarau panjang menurutnya akan terjadi di bulan Agustus ini, seperti yang disampaikan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Baca Juga: Sebelum Jokowi Lengser, Warga Sukabumi Optimis Jalan Tol Seksi 3 Cibadak –Sukabumi Barat Rampung: Mana Saja?

"Menurut perkiraan BMKG puncaknya di Agustus, September itu sudah mulai turun hujan. Memang kalau kemarin itu hujan masih ada, tapi di Juli Agustus, murni kering, hujan sekali-sekali di daerah atas, mudah-mudahan kemarau panjang tidak berkelanjutan," ungkap Novian di Kota Sukabumi.***

Editor: Manaf Muhammad

Tags

Terkini

Terpopuler