MEDIA PAKUAN - Kekeringan di Kabupaten Sukabumi semakin meluas. Belum genap 2 bulan warga menjerit kini kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Hanya kesulitan warga untuk mendapatkan air bersih terhitung di Juli hingga pertengahan Agustus 2023 inu
Dari data yang diperoleh di Pusat Pengendalian Operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Kabupaten Sukabumi, telah menyebabkan warga di 5 kecamatan terpapar kekeringan.
Hingga awal Agustus 2023, sebanyak 1000 Kepala Keluarga atau sekitar 3000 jiwa terpapar kekeringan.
Kekeringan tidak hanya menimpa ratusan warga di Kecamatan Jampangtengah. Tapi telah menimpa warga di kecamatan Gegerbitung, Cicurug, Cisaat dan Kecamatan Gunungguruh.
Sementara jumlah warga yang sulit memperoleh air bersih terbanyak di Desa, Gunungguruh, Kecamatan Gunungguruh mencapai 631 KK atau 1866 jiwa.
Disusul warga di Desa Cijurai Kecamatan Gegerbitung sebanyak 130 KK atau 395 jiwa.
Kemudian di Desa Cibatu, Kecamatan Cikembar sebanyak 32 KK atau 170 jiwa.
Di Desa Sukamanah Kecamatan Gegerbitung sebanyak 178 KK atau 465 jiwa
Kepala Pusat Pengendalian Operasional BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan kesulitan warga mendapatkan air bersih Agustus ini.
"Tidak menutupkemungkinan akan terus bertambah seiring kekeringan akan berakhir hingga September 2023 mendatang"katanya.
Meskipun lahan pertanian yang mengalaninkekeringan dan terancam gagal panen, kata Daeng Sutisna terjadi di Desa Jampangtengah, Kecamatan Jampangtengah.
"Tapi kami masih terus melakukan pendataan warga dan areal lahan pertanian yang mengalami kekeringan,"katanya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, puncak El Nino akan terjadi sekitar Oktober-November 2023.
Baca Juga: Coba Rasakan Rutin Konsumsi Buah Pepaya, 4 Khasiat Hidup Sehat dan Normal
Dia menambahkan puncak musim kemarau 2023 terjadi sekitar Agustus hingga September.
Dwikorita pun menyarankan masyarakat untuk menghemat penggunaan air karena kondisi ini akan berlangsung hingga Oktober. ***