Nyamuk Wolbachia Diduga Bawa Virus Lesbian, Gay dan LGBT

- 20 Desember 2023, 11:03 WIB
Ilustrasi terkait benar atau tidak Wolbachia disuntikan pada nyamuk untuk kendalikan DBD atau demam berdarah, namun ada pula tuduhan Wolbachia hanyalah senjata depopulasi manusia buatan Bill Gates dan elit global.
Ilustrasi terkait benar atau tidak Wolbachia disuntikan pada nyamuk untuk kendalikan DBD atau demam berdarah, namun ada pula tuduhan Wolbachia hanyalah senjata depopulasi manusia buatan Bill Gates dan elit global. /Pexels/jimmy-chan

MEDIA PAKUAN -  Penyebaran nyamuk Wolbachia telah dilepaskan oleh pemerintah dengan alasan menekan penularan demam berdarah dengue (DBD).

Namun hal itu mengundang kontroversi publik, apa yang dilakukan pemerintah dianggap 'akal-akalan' elite global untuk mencari keuntungan besar dan membahayakan bangsa Indonesia.

Masyarakat khawatir risiko datangnya pandemi ke-2 setelah Covid-19 akan mengintai Indonesia kembali, jika nyamuk yang dianggap buatan itu disebar ke seluruh penjuru kota.

Terbaru menyebutkan bahwa nyamuk Wolbachia dianggap membawa virus lesbian, gay dan LGBT yang dapat menyerang tubuh manusia.

Baca Juga: Benarkah Penyebaran Nyamuk Wolbachia Memicu Pandemi ke-2 Pasca Pandemi Covid-19? Cek Faktanya!

Menanggapi narasi tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi, mengatakan bahwa informasi tersebut adalah hoaks.

"Ada disinformasi bahwa nyamuk akan masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan LGBT, kalau itu benar, tentu nyamuk ber-Wolbachia harus masuk ke dalam tubuh manusia, padahal secara referensi itu tidak bisa terjadi, karena Wolbachia hanya hidup di tubuh serangga, kalau keluar dari sel dia bisa mati," katanya dalam bincang akhir tahun bersama Kemenkes di Jakarta, Selasa, 19 Desember 2023, dikutip dari Antara.

Dokter spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia Nariswari atau biasa disebut dr Ningz memastikan bahwa penyebaran nyamuk ber-Wolbachia bukan merupakan uji coba yang belum terbukti.

Uji coba dan penelitian tentang bakteri ini telah dilakukan sejak 2011. Dia menyebutkan terdapat sejumlah negara endemis DBD seperti Brazil, Australia, Vietnam, Meksiko, dan Sri Lanka yang juga menerapkan hal yang sama.

Sebenarnya, teknologi Wolbachia ini adalah pelengkap program pengendalian dengue yang sudah ada, untuk pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus, gerakan satu rumah satu jumantik, atau kelompok kerja operasional (pokjanal) khusus demam berdarah.

Baca Juga: Nyamuk Bill Gates: Kontroversi di Balik Proyek Wolbachia: Benarkah Bekukan Penyebaran Penyakit? Simak Yuk!

Adapun fokus penyebaran nyamuk ber-Wolbachia ini dilakukan fokus pada enam kota, yakni Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, Kupang, dan Denpasar.

Hal ini juga sudah di lakukan penelitian dari sekian banyak sampel darah warga yang di ambil, tidak ada satu pun yang ditemukan ada nya antibodi melawan Wolbachia di dalam tubuh mereka.

Berdasarkan hasil studi yang dilihat dari jurnal medis Inggris, efektifitas penerapan nyamuk ber-Wolbachia di suatu komunitas masyarakat dapat mengurangi insiden kasus demam berdarah dengue (DBD) sebesar 77 persen, sekaligus mengurangi kapasitas rawat inap di rumah sakit akibat DBD sebesar 86 persen.

Di konfirmasi langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menegaskan  bahwa berita tersebut Hoak.

"Terbaru, #Minkes mendapati sebuah konten yang isinya mengaitkan gigitan nyamuk ber-wolbachia dengan penyebaran virus LGBT "

Disampaikan bahwa narasi tersebut tidak benar dan tidak berdasar, jadi dipastikan bahwa informasi tersebut HOAX ya!

Baca Juga: Negara Genting, 200 Juta Nyamuk Program WHO akan Dilepas di Bali Jika Tidak Dihentikan Hingga 1 Desember

FAKTANYA

Nyamuk aedes aegypti hanya membawa bakteri baik wolbachia dan bukan virus yang membawa genetik LGBT di masyarakat!

Inovasi Wolbachia diterapkan saat ini dikarenakan Kasus DBD yang terus meningkat setiap tahun dan banyak terjadi kematian dari penyakit tersebut

Pengertian Wolbachia

Wolbachia adalah sebuah bakteri. Bakteri Wolbachia ini secara alami ada dalam 60% serangga dan bukan hasil dari rekayasa.

Bakteri wolbachia yang ada dalam spesies Nyamuk Aedes Aegypti ini akan menyebabkan virus DBD pada nyamuk tersebut tidak akan bisa berkembang, sehingga tidak akan menularkan virus atau penyakit DBD kepada manusia.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Islandia yang Jarang Diketahui, Negara di Dunia yang Bebas dari Gigitan Nyamuk?

Cara Kerja Nyamuk Wolbachia untuk Membasmi dan Mengendalikan DBD

Diawali dengan pemindahan bakteri wolbachia dari lalat buah kepada nyamuk aedes aeygpti betina. Setelah proses tersebut, nyamuk jantan Wolbachia akan melakukan kawin dengan nyamuk betina Wolbachia, dan menghasilkan telur dan nyamuk baru yang ber-Wolbachia.

Nyamuk Jantan yang tidak ada Wolbachia kawin dengan nyamuk betina yang ada Wolbachia, nyamuk tersebut akan tetap menghasilkan telur yang mengandung Wolbachia nya itu sendiri.

Beda hal-nya dengan nyamuk betina yang tidak mengandung Wolbachia menikah dengan nyamuk jantan ber-Wolbachia tidak akan menghasilkan telur atau beranak.

Wolbachia sangat aman untuk kita semua, dikarenakan di kota Yogyakarta, Wolbachia sudah diterapkan lebih dari 10 tahun, dan lebih dari 1.5 juta penduduk sudah berdampingan hidup dengan nyamuk ber Wolbachia, serta sudah terbukti aman karena tidak ada bukti berbahaya bagi makhluk hidup termasuk manusia.

Oleh karena itu masyarakat dihimbau untuk tidak mudah percaya akan informasi simpang siur yang menyesatkan sebelum mencari tahu kebenarannya.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x