Benarkah Penyebaran Nyamuk Wolbachia Memicu Pandemi ke-2 Pasca Pandemi Covid-19? Cek Faktanya!

- 27 November 2023, 13:15 WIB
Ilustrasi Nyamuk Wolbachia. -f/istimewa
Ilustrasi Nyamuk Wolbachia. -f/istimewa /Anambas Today /

 

 

MEDIA PAKUAN -  Kabar terbaru menyebutkan nyamuk Wolbachia telah dilepaskan oleh pemerintah dengan alasan menekan penularan demam berdarah dengue (DBD).

Namun hal itu mengundang kontroversi publik, apa yang dilakukan pemerintah dianggap 'akal-akalan' elite global untuk mencari keuntungan besar dan membahayakan bangsa Indonesia.

Masyarakat khawatir risiko datangnya pandemi ke-2 setelah Covid-19 akan mengintai Indonesia kembali, jika nyamuk yang dianggap buatan itu disebar ke seluruh penjuru kota.

Baca Juga: 4 Tahun Menjanda, BCL akan Dinikahi Duda Beranak Tiga di Bali: Simak Sosok Tiko Aryawardhana?

“Nyamuk WOLBACHIA bikinan Elit Global yg ingin menguasai individu seluruh dunia, ini akan jadi calon pandemi ke-2," tutur seorang netizen dalam sebuah unggahan di platform media sosial.

Sebelumnya, upaya pencegahan DBD dengan metode tersebut sudah di tolak di negara modern Singapura karena diduga dapat memicu penyakit berbahaya.

"Singapore menolak dijadikan Bahan uji Coba, kenapa Indonesia Mau saja? Ya Allah apa mau membunuh rakyat Indonesia lagi? Ini bahayanya lebih dari Covid-19. Bisa menyebab kan penyakit dalam. Sudah di sebarkan di semarang Jakbar Bandung," ujarnya.


"Katanya untuk menanggulangi malaria, padahal Indonesia sudah lama tidak punya malaria,,dan obatnya pun sudah diSEDIAKAN oleh Elit Global paramachy mau jualan obat lagi... Semoga keluarga kita selalu dalam lindungan ALLAH SWT,” katanya.

Baca Juga: Ultah Ke-4 PRMN, Berjuang Bersama Perkuat Eksistensi di Kancah Media Nasional: MP Kolaborasi dengan Pesantren

Menurut laporan Pusat Kedokteran Tropis UGM yang dibagikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, Wolbachia tidak menginfeksi manusia, tidak terjadi transmisi horizontal terhadap spesies lain dan tidak mencemari lingkungan biotik dan abiotic.

Faktanya bahwa penggunaan bakteri Wolbachia dalam upaya pengendalian penularan demam berdarah dengue tidak berpotensi menimbulkan penyakit baru.

"Wolbachia tidak menimbulkan penyakit baru yang berbahaya bagi kesehatan, sudah ada penelitian dan kajian risiko," kata Nadia.

Dokter spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia Nariswari atau biasa disebut dr Ningz memastikan bahwa penyebaran nyamuk ber-Wolbachia bukan merupakan uji coba yang belum terbukti.

Uji coba dan penelitian tentang bakteri ini telah dilakukan sejak 2011. Dia menyebutkan terdapat sejumlah negara endemis DBD seperti Brazil, Australia, Vietnam, Meksiko, dan Sri Lanka yang juga menerapkan hal yang sama.

Baca Juga: Tabung Gas Kios Bubur Meledak, Aktivitas Pengendaraan di Jalan Puncak Cisarua Bogor Panik: Picu Kemacetan


Oleh karena itu masyarakat dihimbau untuk tidak mudah percaya akan informasi simpang siur yang menyesatkan sebelum mencari tahu kebenarannya.

"Termasuk dukungan dari tokoh seperti Dahlan Iskan yang menulis hal baik soal ini (Wolbachia). Kita ingin setiap orang paham tentang manfaat dari teknologi ini," katanya.

Maka dapat disimpulkan klaim yang menyebut penyebaran Wolbachia akan menjadi pandemi kedua dan sebabkan depopulasi tidak benar adanya.***


 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: PRMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x