Mentan menyebut kurang lebih ada 180 juta ton gandunm yang masih 'terkurung' di Ukraina dan tidak dapat disebar ke berbagai negara.
Kendati demikian, Syahrul menuturkan ketersediaan gandum dunia masih ada namun harganya terlampau mahal.
Baca Juga: Fakta Sejarah Kebenciaan Yang Mengakar Antara Muslim Sunni dan Syiah hingga Sekarang
"Ada gandumnya, tapi harganya mahal banget," ujarnya.
Mentan menyebut, Indonesia menjadi negara yang langganan impor gandum, namun ketika harganya melonjak tinggi, dia tidak setuju.
"Kalau saja jelas tidak setuju, apapun kita makan saja, seperti singkong, sorgum, sagu," ungkapnya.
Baca Juga: Syakir Daulay Beri Pujian Hingga Akan Membuat Lagu dari Puisi Kekeyi, Netizen : Mancing!
Syahrul menjelaskan masalah ini merupakan tantangan pemerintah dan harus menjadi perhatian bersama.
Gandum merupakan bahan dasar untuk membuat tepung terigu yang digunakan untuk membuat mie instan dan makanan lain.
Bukan hanya gandum, Rusia dan Ukraina merupakan pemasok pupuk terbesar di dunia. Imbas dari konflik kedua negara, harga pupuk melonjak hingga 3 sampai lima kali lipat dari harga semula.***