Kejar Produksi Massal Mikroalga Pakan Benih Lobster, KKP Kembangkan Fotobioreaktor

- 3 Maret 2021, 10:02 WIB
Ilustrasi: Teknologi Fotobioreaktor
Ilustrasi: Teknologi Fotobioreaktor /Karawangpost/KKP

MEDIA PAKUAN - Pemanfaatan teknologi fotobioreaktor dapat meningkatkan produktivitas mikroalga karena kulturnya dapat dikontrol secara optimal.

Bioreaktor ini memungkinkan cahaya masuk, sehingga organisme mikroskopis berklorofil seperti mikroalga dapat memanfaatkan sumber cahaya tersebut untuk melakukan fotosintesis.

Karena fotobioreaktor merupakan reaktor tembus pandang yang dilengkapi dengan instalasi suplai media dan emisi gas yang dapat digunakan untuk mengkultur mikroalga.

Baca Juga: Tahun Ajaran Baru Segera Dimulai, Ketua PPDB SD IT Al-Fajr Sebut Kesulitan Penerimaan Siswa Masa Pandemi

Dengan teknologi tersebut, Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee bisa memproduksi tiga juta sel per hari untuk mikroalga jenis Skeletonema.

Selain itu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dibawah Ditjen Perikanan Budidaya KKP akan mampu memproduksi 100 juta sel per hari untuk mikroalga jenis Nannochloropsis.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, aplikasi teknologi fotobioreaktor pada kultur mikroalga yang dikembangkan BPBAP Ujung Batee memanfaatkan wadah transparan berbahan akrilik.

Baca Juga: Seleksi CPNS 2021 Sudah di Depan Mata, Cek Informasi Lengkap Formasi yang akan Dibuka Disini

"Sehingga rasio luas permukaan dan volume yang menerima cahaya lebih tinggi," katanya seperti dikutip dari situs KKP pada Rabu, 3 Maret 2021.

Lebih jauh Slamet menjelaskan, peningkatan produksi perikanan budidaya akan memicu kebutuhan pakan dari level pembenihan hingga pembesaran.

Pakan alami seperti halnya mikroalga ini sangat esensial dan diperlukan untuk menghasilkan benih ikan ataupun udang yang berkualitas.

Mikroalga menjadi sumber penyedia nutrisi, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral serta zat nutrisi lainnya.

Baca Juga: Bingung Pilihan! Inilah Deretan Harga HP Vivo Terbaru Maret 2021 Vivo Nex Dual hingga Vivo Y20

"Siapa yang tidak kenal mikroalga. Di industri perikanan budidaya, mikroalga menjadi sumber pakan yang biasanya digunakan untuk pakan larva ikan dan udang, zooplankton dan ikan herbivora," jelasnya.

Seperti yang kita ketahui, kebutuhan benih berkualitas yang meningkat seiring dengan peningkatan produksi berdampak langsung kepada kebutuhan akan pakan alami.

Pihaknya berharap teknologi seperti ini akan terus berkembang, sehingga mampu mengatasi masalah impor pakan alami di Indonesia.

Baca Juga: Dituduh Lakukan Kekerasan saat Sekolah, Aktor Tampan Kim Ji Soo Dibully Netizen

"Sesuai arahan Menteri KKP, bahwa Unit Pelaksana Teknis melalui inovasi teknologinya harus bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara," terangnya.

Pengembangan teknologi fotobioreaktor untuk kultur mikroalga yang dilakukan di BPBAP Ujung Batee terdapat dua jenis mikroalga, yaitu Nannochloropsis dan Skeletonema.

Skeletonema merupakan mikroalga berbentuk silinder dengan warna coklat keemasan, sedangkan Nannocholopsis umumnya berbentuk bulat dan berwarna hijau.

Baca Juga: Dongdae Bocorkan, Member Super Junior Comeback Rilis Album Baru 'The Renaissance' dengan 13 Versi Berbeda

Skeletonema untuk kebutuhan pakan benur udang windu dan vaname, sedangkan Nannochloropsis untuk kebutuhan pakan benih kakap putih.

Hal ini diklaim telah membantu meningkatkan produktivitas benih yang dihasilkan, karena banyak pembudidaya yang berminat dan datang untuk belajar langsung ke BPBAP Ujung Batee.

Selain Skeletonema dan Nannocholopsis, beberapa jenis mikroalga lain yang umum digunakan dalam kegiatan budidaya diantaranya Dunaliella, Chlorella, Chaetoceros, Spirulina dan Thalasiossira.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: kkp.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x