MEDIA PAKUAN - Kabar terbaru tentang terdengarnya dentuman di langit Buleleng, Bali, ditangani oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
Lapan mengungkapkan, suara dentuman yang terjadi pada 24 Januari 2021, pukul 11.00 WITA itu, diduga berasal dari meteor besar yang jatuh ke bumi.
Mirip dengan kejadian di Bone, Sulawesi Selatan, suara dentuman di Buleleng Bali ini juga berasal dari adanya meteor besar yang jatuh.
Lapan mengungkapkan, suara dentuman yang terjadi pada 24 Januari 2021, pukul 11.00 WITA itu, diduga berasal dari meteor besar yang jatuh ke bumi.
Mirip dengan kejadian di Bone, Sulawesi Selatan, suara dentuman di Buleleng Bali ini juga berasal dari adanya meteor besar yang jatuh.
Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale (SMS) Dimulai, Dapatkan Gratis Ongkir Rp0 dan ShopeePay Deals Rp1 Tiap Bulan!
Baca Juga: Harta Kekayaan yang Bisa Diwakafkan, Tidak Harus Tanah dan Bangunan!
"Mirip dengan kejadian di Bone, Sulawesi Selatan, ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya meteor besar yang jatuh. Meteor itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan," ungkap astronom Rhorom Priyatikanto, seperti yang dikutip Media Pakuan dari Antara News pada 25 Januari 2021.
Dalam pernyataan di atas, jatuhnya meteor menyababkan adanya gelombang kejut seperti halnya ledakan.
Namun tenang aja, meteor yang sudah menyentuh Bumi tidak akan membahayakan manusia.
"Mirip dengan kejadian di Bone, Sulawesi Selatan, ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya meteor besar yang jatuh. Meteor itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan," ungkap astronom Rhorom Priyatikanto, seperti yang dikutip Media Pakuan dari Antara News pada 25 Januari 2021.
Dalam pernyataan di atas, jatuhnya meteor menyababkan adanya gelombang kejut seperti halnya ledakan.
Namun tenang aja, meteor yang sudah menyentuh Bumi tidak akan membahayakan manusia.
Baca Juga: Tak Merasa Ada Gejala Apapun, Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Positif Terinfeksi Covid 19
Hal itu dikarenakan meteor tidak memiliki unsur radioaktif yang sangat serius dan mineral yang terkandung pun tidak akan berdampak pada lingkungan.
Sementara itu, pada 8 Oktober 2009 lalu di Bone Sulawesi Selatan, warga juga mendengar suara ledakan dan mengakibatkan kaca-kaca rumah bergetar.
Terlihat juga jejak asap di langit pasca suara ledakan tersebut.
Hal itu dikarenakan meteor tidak memiliki unsur radioaktif yang sangat serius dan mineral yang terkandung pun tidak akan berdampak pada lingkungan.
Sementara itu, pada 8 Oktober 2009 lalu di Bone Sulawesi Selatan, warga juga mendengar suara ledakan dan mengakibatkan kaca-kaca rumah bergetar.
Terlihat juga jejak asap di langit pasca suara ledakan tersebut.
Baca Juga: Bantuan BPUM UMKM 2020 Berdampak Positif, DPR Setujui Bantuan Rp28,8 Triliun untuk 2021
Bukti jatuhnya meteor besar terungkap Lapan setelah NASA menelitinya menggunakan data infrasound.
Hasil dari data infrasound, meteor itu berdiameter sekitar 10 meter.
Dilihat dari alat seismograf Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), teramati getaran sebesar 1,9 magnitudo.***
Bukti jatuhnya meteor besar terungkap Lapan setelah NASA menelitinya menggunakan data infrasound.
Hasil dari data infrasound, meteor itu berdiameter sekitar 10 meter.
Dilihat dari alat seismograf Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), teramati getaran sebesar 1,9 magnitudo.***