MEDIA PAKUAN - Pemerintah melalui Ketua Satuan(Satgas) Penanganan Covid 19 Doni Monardo mengajak masyarakat untuk melaksanakan mudik lebaran 2021 ditengah pandemi Covid 19.
Ajakan ini agar masyarakat bisa melakukan melalui jarak jauh atau secara virtual.
Hal itu, ikatakan Doni usai melakukan Rapat Terbatas bersama Presiden Joko Widodo dan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPC PEN) di Istana Negara, Jakarta, Senin, 26 April 2021.
“Salah satu solusi dalam mengatasi kerinduan terhadap keluarga untuk tidak mudik ini adalah melakukan berbagai upaya silaturahmi secara virtual,” jelas Doni.
Kebijakan ini dilakukan demi mendukung masyarakat yang menunda kepulangan ke kampung halaman demi mengurangi risiko penularan Covis 19
Hal tersebut dilakukan bagi warga yang memiliki keterbatasan alat maupun kondisi lain yang dapat menghambat silaturahim melalui komunikasi virtual.
Baca Juga: WHO Turun Tangan Atasi Badai Corona di India, Oksigen dan Personel Medis Militer Dikirimkan
Posko fasilitas ini berada dilevel desa dan kelurahan untuk layanan panggilan video atau video call bagi warga yang ingin melakukan silaturahim secara virtual saat lebaran nanti.
“Mohon berkenan, posko-posko yang ada di tiap daerah, bisa memberikan kesempatan kepada keluarga yang mungkin belum memiliki fasilitas untuk berkomunikasi secara virtual, untuk bisa difasilitasi,” kata Doni.
Lanjut Doni, Ramadhan dan Idul Fitri di tengah pandemi COVID-19 menjadi momentum yang harus disadari masyarakat di Tanah Air untuk tidak mudik, karena dapat memicu terjadinya penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19
Baca Juga: Postingan Kalina Octaranny Mengundang Reaksi Netizen, Apa Penyebabnya
Baca Juga: Atta Halilintar Hingga Raffi Ahmad Dikritik Habis Pakar Komunikasi! Katanya Tidak Beretika?
“Ini semuanya untuk kepentingan bersama. Kita harus bisa menyelamatkan diri kita, menyelamatkan keluarga kita, dan menyelamatkan bangsa kita,” kata Doni.
Pembatasan mobilitas penduduk yang diberlakukan pemerintah, kata Doni, semata-mata untuk melindungi segenap masyarakat dari ancaman COVID-19.
“Sudah terbukti, setiap libur panjang akan diakhiri dengan peningkatan kasus, diikuti dengan jumlah pasien di rumah sakit yang meningkat, diikuti dengan angka kematian yang tinggi, termasuk gugurnya para dokter, serta tenaga kesehatan lainnya,” kata Doni. ***