WHO Turun Tangan Atasi Badai Corona di India, Oksigen dan Personel Medis Militer Dikirimkan

- 27 April 2021, 14:59 WIB
Ilustarasi Kesembuhan pasien covid-19
Ilustarasi Kesembuhan pasien covid-19 /Pixabay/Gerd Altmann

MEDIA PAKUAN-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turun tangan mengatasi lonjakan kasus Covid-19 di India. Bahkan, negara itu masuk kondisi darurat kasus virus Corona.

WHO memberikan bantuan dengan mengirimkan petugas kesehatan dan pasokan tambahan termasuk perangkat konsentrator oksigen.

India memerintahkan pasukan militernya untuk membantu mengendalikan infeksi Covid-19 baru yang melonjak pada hari Senin. Pemerintah Inggris, Jerman dan Amerika Serikat juga menjanjikan bantuan medis yang mendesak untuk mengatasi keadaan darurat yang membuat rumah sakit di negara itu kewalahan.

Baca Juga: Myanmar Berisiko Negara Gagal! Obama Angkat Bicara Soal Kekerasan yang Memilukan

Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, kondisi India saat ini  "sangat memilukan" dan menambahkan bahwa WHO mengirimkan staf dan pasokan tambahan termasuk perangkat konsentrator oksigen.

Kepala Staf Pertahanan Jenderal Bipin Rawat mengatakan dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, bahwa, oksigen akan dikirim ke rumah sakit dari cadangan angkatan bersenjata dan pensiunan personel medis militer akan bergabung dengan fasilitas kesehatan COVID-19.

"Udara, Kereta Api, Jalan & Laut; Langit & bumi sedang digerakkan untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh gelombang COVID19 ini," kata Menteri Kesehatan Harsh Vardhan di Twitter.

Sementara itu, pada hari Minggu, Presiden AS Joe Biden akan mengirim pasokan medis ke India untuk membantu memerangi pandemi setelah Modi berbicara kepadanya tentang krisis tersebut, membahas rantai pasokan untuk bahan baku dan obat-obatan vaksin COVID-19.
Baca Juga: Desak Perbatasan Timur Militer, Pemberontak Karen Habisi Junta Myanmar
Untuk menyikapai penyebaran virus, Modi mendesak semua warga untuk melakukan vaksinasi dan berhati-hati di tengah apa yang dia sebut sebagai "badai" infeksi, karena rumah sakit dan staf medis mengatkan mereka tidak dapat mengatasi gelombang masuk.

Sementara itu, di beberapa kota yang terkena dampak virus paling parah, mayat dibakar di fasilitas darurat yang menawarkan kremasi massal.***

Editor: Hanif Nasution

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x