“Pemimpin yang bertipikal one man show, selain mengebiri potensi yang dimiliki pengurus lain, sekaligus mengingkari kesepakatan di internal partai mengenai tugas pokok dan fungsi masing-masing,” tambahnya.
Ia menambahkan, yang paling berbahaya dari model kepemimpinan one man show adalah, seolah memberi dua pilihan kepada internal pengurus yakni, keluar dari lingkaran atau tetap dalam lingkaran menjadi seorang “Yes Man” karena cari selamat.
“Ada banyak contoh dimana organisasi dengan kepemimpinan yang selalu ingin menjadi center of attention dengan anak buah yang apatis, tidak lebih hanya sekedar menjalankan rutinitas belaka. Sementara, organisasi hanya jalan ditempat,” pungkasnya.***