12 PAC PDIP Mosi Tidak Percaya Jangan Dianggap Angin Lalu, Asep Bentar: Kepemimpinan Single Fighter

- 17 Maret 2024, 11:35 WIB
12 PAC PDIP Mosi Tidak Percaya Jangan Dianggap Angin Lalu, Asep Bentar: Kepemimpinan Single Fighter
12 PAC PDIP Mosi Tidak Percaya Jangan Dianggap Angin Lalu, Asep Bentar: Kepemimpinan Single Fighter //Aspirasi Rakyat/

MEDIA PAKUAN - Sebanyak duabelas PAC di Kabupaten Purwakarta melalukan protes mosi tidak percaya dengan kepemimpinan Ketua DPC PDIP, Sutisna, SH, MH.

Mosi tidak percaya tersebut harus ditangapi serius oleh Ketua DPC PDIP Kabupaten Purwakarta, Sutisna, SH, MH, tidak boleh dianggap angin sepoi-sepoi.

Karena fakta dilapangan sebanyak duabelas PAC tersebut Jika dikalkulasikan sama jumlahnya dengan 70% PAC, ucapa Asep Yadi Rusdiana Ketua DPC Repdem Kabupaten Purwakarta, pada awak media, seperti dikutip dari Antara.

“Momentum saat menjelang Pilkada ini seharusnya Ketua DPC PDIP Purwakarta melakukan konsolidaai, merangkul para pejuang partai diakar rumput, bukan asyik menari diatas panggung. Apalagi kalau menarinya dengan irama musik orang lain,” ujar Asep Bentar, sapaan akrabnya.

Baca Juga: PDIP Ajukan Sengketa Pemilu, Hadi Tjahjanto Yakin KPU Selesaikan Rekapitulasi Tepat Waktu

Namun demikian, lanjut Asep Bentar, apakah DPD dan DPP PDIP mau menanggapi?. Pasalnya, sekarang unsur-unsur di elit partai sedang sibuk dengan detik-detik akhir penghitungan suara yang diduga banyak masalah, sehingga bisa berujung terlaksananya hak angket.

“Tapi, kalau DPD dan DPP PDIP sudah selesai dengan urusan Pilpres dan Pileg, maka kelihatannya aspirasi dari para PAC ini tidak bisa diabaikan. Karena mereka menginginkan pengelolaan partai yang profesional agar PDIP Purwakarta menjadi partai modren dan memiliki daya saing,” ucapnya.

Menurutnya, hasil pileg dan pilpres yang diraih PDIP di Purwakarta tidak berdiri sendiri, tapi ujung dari sebuah proses. Salah satu unsur dari sebuah proses tadi tentu saja adalah tata kelola partai yang transparan dan akuntabel dalam segala aspek. Diera modren sekarang ini, sudah tidak laku lagi model kepemimpinan yang single fighter alias kumaha aing.

“Mengapa dalam organisasi apapun harus ada struktur dilengkapi dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing jabatan, ya untuk menghindari kepemimpinan yang itoriter,” ungkap Asep Bentar.

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x