MEDIA PAKUAN - Yaman dan rakyatnya dikenal telah menorehkan sejarah contoh perjuangan tanpa pamrih melawan serangan asing di masa lalu, beberapa peristiwa penting melawan kolonialisme telah tercatat dalam sejarah.
Dalam artikel yang ditulis oleh Alexander Tuboltsev di Al Mayadeen dalam sejarah modern, Yaman kembali bertempur di Laut Merah, jalur penting bagi Afrika, Eropa, Timur Tengah, serta Asia Selatan dan Tenggara.
Menurutnya Yaman yang menguasai Laut Merah, telah menjadi kuburan hegemoni maritim AS, dimana doktrin angkatan laut Amerika telah terbukti runtuh. Pertempuran bangsa Yaman mendukung bangsa Palestina melawan Israel yang didukung oleh AS dan NATO ini, berdampak terhadap pelayaran, perdagangan, ekonomi internasional, dan menelan kerugian keuangan yang sangat besar.
Are you not proud of Yemen after seeing the sinking of the UK ship????????? pic.twitter.com/F6lCjzuUwX— ????ᴇᴍᴇɴɪ ????ᴏʟᴅɪᴇʀ (@Yemeni_soldier) February 20, 2024
Gagasan untuk mendominasi laut di cetuskan oleh Laksamana Muda Amerika Alfred Mahan pada abad 19. Menurutnya menguasai laut adalah makna utama perang, sebagai sarana untuk melakukan operasi ofensif di lepas pantai musuh, melindungi perdagangan bebas, dan untuk operasi aliansi multi-negara yang agresif di luar negeri.
Yemen is the new Empire of the Red Sea???????? pic.twitter.com/JsYvrM8uuq— ????ᴇᴍᴇɴɪ ????ᴏʟᴅɪᴇʀ (@Yemeni_soldier) February 21, 2024
Dengan doktrin itulah AS terus-menerus mengirimkan kelompok kapal induknya ke berbagai belahan dunia untuk tujuan mengintimidasi bangsa lain. Mereka muncul di Laut Mediterania, Laut Merah, dan Baltik, di lepas pantai Asia Tenggara dan Semenanjung Korea. Melakukan tindakan agresi, menembakkan rudal jelajah terhadap negara-negara berdaulat
Amerika Serikat terus menggunakan laut sebagai basis dan pilar hegemoni untuk ekspansi, dan mengontrol jalur perdagangan internasional.