MEDIA PAKUAN- Kabar terkait tahun ajaran 2023/2024 telah berakhir di Palestina, ternyata berita hoax atau informasi tidak benar.
Kebenaran berita tersebut masih harus di verifikasi, informasi tersebut bukan dari Menteri Pendidikan Gaza atau sumber yang dapat memvalidasi laporan tersebut.
"Berita ini sampai sekarang ga ada sumbernya. Hati-hati ya teman-teman, saat ini perang informasi sangat sengit.
Kebenaran berita tersebut masih harus di verifikasi, informasi tersebut bukan dari Menteri Pendidikan Gaza atau sumber yang dapat memvalidasi laporan tersebut.
"Berita ini sampai sekarang ga ada sumbernya. Hati-hati ya teman-teman, saat ini perang informasi sangat sengit.
Berita palsu yang keliatannya innocent begini merusak upaya para pejuang media di Palestina dalam menyebarkan informasi valid untuk melawan propaganda z!0ni5," kata Syauqi Hafiz Master SKSG Universitas Indonesia melalui laman Twitter miliknya.
Ternyata informasi tersebut benar-benar belum valid, seseorang yang pertama kali menyebarkan informasi tersebut pun mengatakan bahwa kabar tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.
Ternyata informasi tersebut benar-benar belum valid, seseorang yang pertama kali menyebarkan informasi tersebut pun mengatakan bahwa kabar tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Borneo FC Bulan November: Bermain Di Kandang Dua Kali untuk Pertahankan Posisi Puncak
"Sebagai bentuk tanggung jawab ana, ana mohon untuk teman-teman yang pernah repost status ana kemarin, mohon untuk repost juga status baru ana, terima kasih," ujarnya.
"Sebagai bentuk tanggung jawab ana, ana mohon untuk teman-teman yang pernah repost status ana kemarin, mohon untuk repost juga status baru ana, terima kasih," ujarnya.
Informasi tersebut dibagikan oleh seorang pendakwah sekaligus aktivis yang aktif menyuarakan tentang kondisi Palestina, yakni @ummusza.
Sebelumnya, informasi terkait berakhirnya pendidikan di palestina akibat perang berasal dari akun @panzerdh5 dan belum diketahui identitas dan kepentingannya sebagai apa di ranah pendidikan Gaza.
Dengan adanya berita tersebut, Palestina telah mengklaim bahwa generasi sekolah di Gaza sudah habis. Padahal menurut pandangan @ummmusza, masih banyak anak-anak yang bertahan hidup.
"Kita doakan mereka hidup normal kembali setelah perang ini berakhir, merayakan kemenangan dan tumbuh menjadi mujahid fisabilillah. Maka kita katakan bahwa BERITA INI TIDAK BENAR dan TIDAK VALID," ucap @ummusza melalui laman Instagram miliknya.
Sebelumnya, informasi terkait berakhirnya pendidikan di palestina akibat perang berasal dari akun @panzerdh5 dan belum diketahui identitas dan kepentingannya sebagai apa di ranah pendidikan Gaza.
Dengan adanya berita tersebut, Palestina telah mengklaim bahwa generasi sekolah di Gaza sudah habis. Padahal menurut pandangan @ummmusza, masih banyak anak-anak yang bertahan hidup.
"Kita doakan mereka hidup normal kembali setelah perang ini berakhir, merayakan kemenangan dan tumbuh menjadi mujahid fisabilillah. Maka kita katakan bahwa BERITA INI TIDAK BENAR dan TIDAK VALID," ucap @ummusza melalui laman Instagram miliknya.
Baca Juga: Makan Siang, 3 Calon Presiden di Undang Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin 30 Oktober 2023 Hari Ini
Sebenarnya ,Pada tahun ajaran mendatang, ribuan anak di Jalur Gaza menghadapi risiko tidak menerima pendidikan akibat kurangnya akomodasi fisik, namun masih banyak yang bertahan sampai saat ini.
Sempat juga, Wakil Menteri Pendidikan Palestina Ziad Thabet mengatakan bahwa Israel masih melarang masuknya buku-buku sekolah untuk tujuh mata pelajaran yang baru disetujui dalam kurikulum baru Palestina ke Gaza.
Warga Palestina berhak memperoleh buat pendidikan yang stabil, aman dan maju untuk memulai tahun ajaran baru yang akan menjadi tempat murid-murid Palestina membentuk tekad hidup, harapan, dan keteguhan hati di tanah air mereka," kata Perdana Menteri.***
Sebenarnya ,Pada tahun ajaran mendatang, ribuan anak di Jalur Gaza menghadapi risiko tidak menerima pendidikan akibat kurangnya akomodasi fisik, namun masih banyak yang bertahan sampai saat ini.
Sempat juga, Wakil Menteri Pendidikan Palestina Ziad Thabet mengatakan bahwa Israel masih melarang masuknya buku-buku sekolah untuk tujuh mata pelajaran yang baru disetujui dalam kurikulum baru Palestina ke Gaza.
Warga Palestina berhak memperoleh buat pendidikan yang stabil, aman dan maju untuk memulai tahun ajaran baru yang akan menjadi tempat murid-murid Palestina membentuk tekad hidup, harapan, dan keteguhan hati di tanah air mereka," kata Perdana Menteri.***