Network
MEDIA PAKUAN - Satu bulan setelah kudeta terjadi di Niger, Afrika kembali bergejolak dengan terjadinya kudeta terbaru oleh militer di Gabon, Afrika Tengah pada 30 Agustus 2023.
Militer membatalkan hasil pemilu yang dianggap cacat hukum, membubarkan seluruh lembaga pemerintah, dan menutup perbatasan negara itu.
Kudeta terjadi setelah Badan Pemilu Gabon mengumumkan kemenangan Ali Bongo Ondimba sebagai Presiden Gabon untuk yang ke tiga kalinya.
Penggulingan kekuasaan ini berlangsung ditengah ketegangan politik dan upaya oposisi untuk mengakhiri rezim Presiden Ali Bongo yang berkuasa selama 56 tahun di Gabon.
Komandan tertinggi Garda Republik Gabon, Jenderal Brice Oligui Nguema ditunjuk sebagai presiden transisi oleh para pemimpin kudeta.
Dalam video yang beredar di media sosial ia menyatakan ketidakpuasannya dengan perpanjangan masa jabatan Ali Bongo.
He wants us to make noise ... No traitors welcome on this continent. pic.twitter.com/kLM32XngrS— mwandokamau ???????????????? (@mwandokamau) August 30, 2023
Brice Oligui Nguem mengklaim bahwa hasil pemilu cacat hukum dan melanggar konsitusi negara.
Nguema menyarankan agar Ali Bongo untuk beristirahat dan menikmati haknya sebagai warga negara.
Dalam sebuah video yang beredar setelah kudeta di Gabon, rumah keluarga Presiden Ali Bongo di geledah dan ditemukan tumpukan uang kertas franc CFA, dolar, dan euro dalam jumlah yang sangat banyak.
