Sekjen PBB Bertemu Vladimir Putin: Ingatkan Kudeta Presiden Pro Rusia pada 2014

- 27 April 2022, 15:48 WIB
Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres
Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres /Pikiran Rakyat/Julkifli Sinuaji

MEDIA PAKUAN - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Kremlin, membahas situasi di Ukraina, Selasa 26 April 2022.

Putin mengatakan bahwa masalah Ukraina muncul setelah kudeta inkonstitusional tahun 2014 di Kiev.

Penduduk Donbass berada di bawah blokade dan tekanan militer bahkan setelah kesepakatan Minsk tentang penyelesaian damai tercapai.
 
Baca Juga: Haru dan Bahagia Subscriber YouTube Tembus 30 Juta, Ria Ricis: Ini Pantes Gak Sih?

Ia menekankan bahwa  republik Donbass memiliki hak untuk menyatakan kedaulatan mereka dan Rusia memiliki hak untuk mengakui kemerdekaan dan memberi mereka bantuan militer sesuai dengan Piagam PBB.

"Meskipun operasi militer masih berlangsung, kami tetap berharap dapat mencapai kesepakatan di jalur diplomatik. Kami sedang bernegosiasi dan kami tidak menolaknya," katanya.
 
Putin mengatakan upaya pembicaraan dengan Ukraina telah digagalkan oleh klaim kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Rusia di kota Bucha.
 

"Ada provokasi di desa Bucha, yang tidak ada hubungannya dengan tentara Rusia," kata Putin. 
 
"Kami tahu siapa yang menyiapkan provokasi ini, dengan cara apa, dan orang macam apa yang mengerjakannya," katanya.
 
Putin mengingatkan Guterres bahwa dia "sadar akan kekhawatiran Anda tentang operasi militer Rusia dan siap untuk membahasnya, tetapi ia menyalahkan kekacauan Ukraina pada kudeta yang menggulingkan presiden pro-Rusia pada tahun 2014.
 
Baca Juga: Tanggapi Hujatan Netizen pada Zinidin Zidan, Anji Manji : Kebencian yang Begitu Besar Ini Untuk Apa?

Guterres mengatakan PBB siap untuk sepenuhnya memobilisasi  logistik dan sumber daya manusia, bekerja sama dengan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) serta angkatan bersenjata Rusia dan Ukraina.
 
Sekjen PBB mengakui ketidakmampuan organisasi itu untuk melakukan perubahan di Ukraina.
 
Baca Juga: Ini Doa Ramadhan 1443 di Hari Ke-25, Jangan Lupa Diamalkan!

Ia juga memastikan PBB bersama dengan ICRC, dalam dua hari, akan turun melihat situasi di pabrik Azovstal untuk mengevakuasi warga sipil dari sana. Putin membantah laporan bahwa koridor kemanusiaan Rusia tidak berfungsi.
 
Ia mencatat sebanyak 130.000 hingga 140.000 orang telah meninggalkan Mariupol dengan bantuan Rusia dan mereka bebas pergi kemanapun.

Putin juga menawarkan kesempatan kepada perwakilan PBB dan ICRC untuk melihat bagaimana Rusia memperlakukan tawanan perang Ukraina.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: english.news.cn


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x