Network
MEDIA PAKUAN - Serangkaian pengambil alihan kekuasaan oleh militer di bekas jajahan Perancis, mengguncang Afrika Barat dalam kudeta terbaru di Niger, yang menggulingkan pemerintahan Presiden Mohamed Bazoum.
Di tengah meningkatnya sentimen anti-Perancis dan meningkatnya dukungan Afrika kepada Rusia, kudeta sebelumnya juga terjadi di negara tetangganya Mali dan Burkina Faso.
Perancis yang terpojok akan melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk menyelamatkan aset dan kepentingannya.
Presiden Emmanuel Macron pada hari Minggu mengatakan bahwa Perancis akan segera menanggapi serangan terhadap kepentingannya di negara Afrika Barat.
Presiden yang dianggap boneka Perancis ini, berada dibawah organisasi Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) di bawah kendali penuh AS dan Perancis.
AS dan Perancis telah mengonfirmasi bahwa mereka mendukung intervensi militer oleh ECOWAS di benua hitam itu.
Para ahli hubungan internasional mengatakan bahwa AS dan Perancis sedang mempersiapkan perang baru di dunia seperti di Suriah dan Ukraina.
Militer Niger yang telah menahan Presiden Mohamed Bazoum, mendapatkan peringatan dari negara ECOWAS, yang berupa ulltimatum jika tidak melepaskan Bazoum dalam waktu tujuh hari, maka akan dikerahkan kekuatan militer.
Pemerintah Niger yang digulingkan juga telah memberi wewenang kepada Perancis untuk melakukan serangan untuk membebaskan dan mengembalikan kekuasaan Presiden Mohamed Bazoum.
