MEDIA PAKUAN - Berharap mendapatkan bantuan militer dari Bulgaria, permintaan Zelensky malah ditolak mentah-mentah oleh Presiden Bulgaria, Rumen Radev.
Penolakan Rumen Radev membuat Zelensky marah dan mencela Presiden Bulgaria yang tidak setuju dengan NATO yang bersikeras mempersenjatai Ukraina.
Zelensky datang ke di Ibukota Bulgaria, Sofia pada Kamis 6 Juli 2023, dengan agenda pertemuan lain dengan Perdana Menteri Nikolai Denkov yang pro-NATO dan telah mendukung ekspor senjata ke Ukraina.
Lalu apa yang membuat Zelensky mengecam Radev, dalam pertemuan yang disiarkan di televisi nasional yang kemudian di hentikan Radev yang secara tegas menyatakan sikap anti perang. Suasana tegang dapat terlihat dalam rekaman video yang di unggah Geopolitics.wiki di Twitter dibawah ini.
Bulgarian President Rumen Radev tells Zelensky to his face: “I believe that Ukraine has its place in the EU, but this is my call. Now we hear the word "victory, victory, victory." Yes, of course, for any country that is at war, this is an important word, but we also want to hear… pic.twitter.com/9uJWAGX6lO— Geopolitics.wiki (@GeopoliticsW) July 6, 2023
Menanggapi sikap Radev, Zelensky mengatakan "Sebagai presiden sejati, saya yakin anda tidak akan membiarkan kompromi dengan kemandirian anda. Anda berhak untuk tidak mendukung bantuan ke Ukraina. Saya ingin anda memahami saya dengan benar, ”katanya.
Baca Juga: Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Sertifikasikan Kejahatan Rezim Ukraina dengan Keterlibatan Barat
"Tuhan menetapkan beberapa tragedi yang akan menimpa dan anda harus membayangkan jika anda berada di posisi saya," katanya.
Namun Presiden Bulgaria itu kembali menyatakan bahwa dirinya sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata Bulgaria dengan tegas menentang pengiriman senjata dan amunisi.
Menurutnya konflik tidak akan selesai dengan perang dan hanya mendengar kata kemenangan sepihak dari Zelensky dan tidak sekalipun terdengar kata perdamaian.
"Kami ingin mendengar kata perdamaian, anda tidak akan bisa menyelesaikan masalah dengan perang, namun harus memulai negosiasi. Korban di kedua sisi bertambah, dan anda tidak mengatakan sepatah kata pun tentang perdamaian" kata Radev.