Tunda Perjanjian, Cegah Sanksi Barat Tim Inspeksi Rusia Memeriksa Nuklir AS di Bawah Perjanjian START

- 9 Agustus 2022, 10:14 WIB
Tunda Perjanjian, Cegah Sanksi Barat Tim Inspeksi Rusia Memeriksa Nuklir AS di Bawah Perjanjian START
Tunda Perjanjian, Cegah Sanksi Barat Tim Inspeksi Rusia Memeriksa Nuklir AS di Bawah Perjanjian START /Reuters/Alexander Ermochenko/REUTERS

MEDIA PAKUAN - Kementerian Luar Negeri Rusia, Senin 8 Agustus 2022, mengumumkan Moskow telah memberitahukan Washington tentang penangguhan sementara dari inspeksi perjanjian perlucutan senjata nuklir START.

Rusia mengklaim sanksi Barat telah mencegah tim inspeksi atau pemeriksa untuk melakukan tugas mereka, sehingga menguntungkan AS secara sepihak.

Pembatasan ini membuat tim inspeksi Rusia di bawah perjanjian menjadi tidak mungkin, sementara Amerika tidak mengalami kesulitan seperti itu.

Baca Juga: I.M MONSTA X Resmi Putuskan Kontrak Bersama Agensi SSE, Bagaimana Nasib Grup?

“Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia menyatakan " Rusia terpaksa menggunakan tindakan ini sebagai akibat dari keinginan terus-menerus Washington untuk secara implisit memulai kembali kegiatan inspeksi pada kondisi yang tidak mempertimbangkan realitas yang ada, menciptakan keuntungan sepihak bagi Amerika Serikat dan secara efektif menghilangkan Rusia. Federasi berhak melakukan inspeksi di tanah Amerika,” tegasnya.

Rusia menganggap masih terlalu dini untuk melanjutkan kegiatan inspeksi di bawah Perjanjian START.

Rusia mengangkat isu tersebut dengan negara-negara terkait, namun tidak mendapatkan jawaban

Baca Juga: Baru Seumur Jagung Pernikahan, Deddy Corbuzer Ungkap Akan Ceraikan Istrinya, Jika Lakukan Ini

Moskow mengutip bagian protokol perjanjian yang mencakup keadaan luar biasa, sebagai tindakan pembenarannya.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan komitmen untuk mematuhi semua ketentuan START Treaty, namun memandang untuk menjaga keamanan dan stabilitas internasional.

Menurut pernyataan itu bahwa setelah masalah diselesaikan, inspeksi dapat dilanjutkan kembali secara penuh.

Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru yang dikenal sebagai New START, dimulai pada tahun 2011, yang bertujuan membatasi jumlah hulu ledak nuklir dan kendaraan pengirimannya yang boleh dimiliki oleh AS dan Rusia.

Baca Juga: BMKG Merilis Prakiraan Cuaca Kota dan Kabupaten di Jawa Barat, Selasa 9 Agustus 2022

Sebagai satu-satunya perjanjian kontrol senjata yang tersisa antara kedua kekuatan nuklir, setelah AS menarik diri dari perjanjian INF dan Open Skies dalam beberapa tahun terakhir.

START diperpanjang pada Februari 2021, dan seharusnya tetap berlaku hingga 2026.

Meskipun Presiden AS Joe Biden telah menawarkan pembicaraan perjanjian baru bersama China, namun Moskow mengatakan untuk tidak sekedar pernyataan deklaratif tetapi harus berupa proposal konkret.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: RT News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah