MEDIA PAKUAN -Konflik Kosovo yang memisahkan diri dari Serbia sejak pecahnya Yugoslavia pada tahun 1999, kembali memanas.
Provinsi tersebut secara de facto memperoleh kemerdekaan setelah NATO yang dipimpin AS melawan Yugoslavia saat itu.
Seiring perkembangannya waktu, gesekan antara Serbia dan Kosovo semakin meningkat menjadi konflik yang berbahaya.
Baca Juga: Lowongan Kerja Orang Tua Group Agustus 2022, Buka 1 Formasi Kosong Saja Berikut Persyaratan Umumnya
Masalah Kosovo menjadi perselisihan di sebagian besar Eropa, yang harus diselesaikan sesuai keinginan UE. Namun tetap UE tidak mampu menyelesaikan masalah.
Pihak yang memberontak terus berada dalam tekanan hingga ancaman penggunaan kekuatan militer oleh AS.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT Sendok Garpu Internatonal Agustus 2022, Buka 2 Formasi Saja Berikut Link Pendaftarannya
Perang di masa lalu pada awal tahun 1990-an pecah di Balkan yaitu di Bosnia dan kemudian meletus konflik Kosovo.
Selama 25 tahun terakhir, kawasan tersebut berkembang dalam kondisi di mana satu-satunya dan pada akhirnya bermimpi menjadi negara anggota UE.
Dengan proses tiap negara yang berbeda baik lama maupun tidak, UE mengatur proses yang berlangsung yang secara umum. Pengaturan ini diterima begitu saja oleh negara-negara kawasan ini.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT Biotios Prima Agrisindo Agustus 2022, Butuhkan Staff Produksi dengan Minimal Lulusan D3
Disisi lain kekuatan Rusia dan Turki terkadang muncul. Namun menentukan dalam hal pengaturan, yang menjadikannya peluang untuk ruang manuver negara-negara di kawasan itu.
Terutama negara yang tidak puas seperti Serbia.
Saat ini keadaan penting telah berubah, dimana UE Itu tidak bisa menjanjikan keanggotaan dan tidak menjamin apa pun.
Upaya UE yang gagal selama ini di Bosnia dan Kosovo. ditambah dengan konfrontasi besar saat ini antara Rusia dan Barat, menguntungkan posisi Serbia jika mendapatkan dukungan Rusia.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT Biotios Prima Agrisindo Agustus 2022, Butuhkan Staff Produksi dengan Minimal Lulusan D3
Sabtu malam di kota Kosovska Mitrovica, pasukan penjaga perdamaian Kosovo Force (KFOR) NATO terlihat di utara wilayah Kosovo yang memisahkan diri dari Serbia.
Unit carabinieri Italia, terlihat menjaga sebuah jembatan di seberang sungai Ibar, yang membelah kota menjadi bagian utara yang berpenduduk Serbia, dan bagian selatan dihuni oleh etnis Albania.
Dalam sebuah pernyataannya KFOR pada Minggu malam bahwa pihaknya akan campur tangan jika stabilitas terancam dan menempatkan 30-40 kendaraan.
Ketegangan terjadi ketika pemerintah etnis Albania di Kosovo melarang plat nomor dan dokumen identifikasi Serbia.
Dimana diklaim Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti sebagai langkah keadilan dan hukum yang setara di semua wilayah yang diklaim pemerintahnya.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT PP London Sumatra Indonesia Agustus 2022, Butuhkan 1 Formasi Kosong Saja Minimal Lulusan D3
Etnis Serbia dilaporkan telah mendirikan barikade di beberapa jalan di Kosovska Mitrovica dan sekitarnya.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic memperingatkan bahwa Beograd tidak akan tinggal diam dan menuduh pihak berwenang Kosovo memaksakan aturan di utara Kosovo-Metohija.
Vucic juga menuduh rencana itu merupakan bagian pengusiran etnis Serbia yang tersisa untuk keluar dari Kosovo.
Caroline Ziadeh, kepala misi PBB di provinsi UNMIK, mendesak kedua belah pihak “untuk mengatasi masalah dengan itikad baik melalui dialog yang difasilitasi UE, untuk memperkuat stabilitas dan keamanan untuk semua.
NATO menduduki Kosovo pada 1999, setelah perang udara selama 78 hari melawan Yugoslavia. Provinsi ini secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008 dengan dukungan AS dan sebagian besar sekutunya.
Kosovo tidak diakui oleh banyak negara seperti Serbia, Rusia, Cina maupun di PBB secara keseluruhan. ***