Pasca Kunjungan ke Teheran, Puti Dinasehati Khamenei: NATO akan Mulai perang Jika Tak Dihentikan

- 20 Juli 2022, 10:41 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Saad Istana abad di Teheran pada hari Selasa
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Saad Istana abad di Teheran pada hari Selasa /


MEDIA PAKUAN - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa aliansi NATO akan memulai perang jika Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak "mengambil inisiatif" pada Selasa, 19 Juli.

Peperangan tersebut akan terjadi demi Krimea, daratan besar yang terletak di ujung timur Eropa yang terdiri dari Ukraina dan Rusia yang
diklaim Kiev bahwa itu tanahnya sendiri.
 
Baca Juga: Dikecam AS dan Israel, Iran Berikan Tanggapan Keras

"Sehubungan dengan Ukraina, jika anda tidak mengambil inisiatif, pihak lain akan memulai perang" ucap Khamenei kepada Putin di Taheran.

Dia mengatakan negara aarat menentang Rusia yang kuat dan independen" dan NATO sebagai entitas berbahaya yang tidak memiliki batasan dalam kebijakan ekspansionisnya. 
 
Baca Juga: China Tuduh AS Picu konflik Ukraina-Rusia, AS Ancam China Bila Memihak Moskow: Biaya Sangat Mahal

"Jika mereka tidak dihentikan di Ukraina, mereka akan meluncurkan serangan itu, perang yang sama beberapa waktu kemudian dengan dalih masalah Krimea" lanjut Khamenei.

Menurut sejarah, Rusia merupakan ahli tanah Krimea sejak zaman kekaisaran. Krimea adalah republik otonom di dalam Uni Soviet. Namun  diserahkan ke RSS Ukraina oleh Perdana Menteri Soviet, Nikita Kruschev
pada 1954.
 
Baca Juga: Bagai Mimpi Buruk, Inilah Taktik Baru Rusia Bikin AS dan NATO Ketakutan

Kemudian wilayah Krimea jatuh dan dikendalikan Ukraina setelah
pecahnya Uni Soviet, lalu memilih bergabung dengan Rusia pada 2014 silam.

NATO menuntut Moskow untuk mengembalikan wilayah Krimea ke tangan
Ukraina, lalu membuat keputusannya dengan pemerintah Kiev memilih jalan untuk berperang atas Krimea.
 
Baca Juga: Patrick Buchanan: Penghinaan AS Terhadap Rusia Jadi Pertaruhan Bangsa

NATO telah menjalin kemitraannya dengan Ukraina untuk pertama kalinya pada tahun 1997, dengan membuat Deklarasi Bukares 2008.

Dalam Deklarasi Bukares 2008 tersebut menyatakan bahwa Ukraina dan Georgia akan menjadi anggota NATO" akan tetapi tidak ditentukan tanggalnya.

Ukraina-pun telah mengisyaratkan bahwa Ukraina dan Georgia akan bergabung dengan NATO, dengan maksud bertindak atas perselihan tersebut.
 
Baca Juga: Amerikan Terkejut! Rusia Mampu Rontokan Peluncur Ganda HIMARS: Ukraina Membantah Hanya Gudang Perkayuan

Presiden Ukraina saat itu dipegang oleh Petro Poroshenko yang menjabat dari 2014-2019, ia menuliskan tujuan bergabungnya Ukraina menjadi anggota NATO pada 2019.

Pernyataan tersebut membuat Moskow memberi peringatan mengenai penempatan pasukan dan senjata aliansi di perbatasan Rusia adalah ancaman keamanan yang tidak dapat diterima.

Lalu dua kemudian, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menandatangani dekrit yang memerintahkan pemerintah untuk memastikan de-pendudukan
dan reintegrasi. 
 
Baca Juga: Hindari Kerugian Personil, Rusia Gunakan Artileri, Pakar Militer Israel: Taktik Mengerikan Bagi Ukraina

Ambisi Ukraina dalam bergabung dengan NATO menjadi ambisi sebelah
mata. Meskipun akan tetapi keinginan untuk merebut Krimea tetap ada.

Pada bulan lalu, Zelensky mengumumkan akan membebaskan Krimea. Hal tersebut diperkuat 
juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina, Vadim Skibitskuy pada hari Sabtu lalu menyatakan bahwa pasukannya akan menggunakan rudal AS untuk
menyerang semenanjung tersebut.

Sementara Ukraina mendapatkan dukungan dari negara Barat untuk menyerang Krimea yang berada dibawah pimpinan Rusia.
 
Baca Juga: Terjebak, Helikopter Rusia Jatuh Disarang Beruang Kamchatka: Diduga Jasad Korban Dibawa Kawanan Beruang

mantan presiden Rusia dan wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa serangan tersebut akan mengakibatkan "Hari Penghakiman" datang ke Ukraina".***



Editor: Ahmad R

Sumber: https://www.rt.com/news/559274-iran-ayatollah-nato-crimea/


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x