MEDIA PAKUAN - Seruan seorang Jenderal Yunani untuk menyerang Turki mengundang reaksi para pakar militer, sebagai sebuah pernyataan dengan risiko konflik militer.
Yiannis Egolfopoulos sang pensiunan Jenderal menyerukan tidak hanya untuk melakukan serangan rudal jantung ibukota Istanbul.
Tapi penghancuran jembatan yang menghubungkan Eropa dan Asia di kota kuno ini.
Pakar menilai bahwa ini bukan lagi sekadar pertengkaran lama antara dua tetangga.
Menurut para ahli urusan Balkan, perang mulut memuncak berawal dari langkah Yunani, yang mulai melanggar status demiliterisasi 12 pulau kecil di Laut Aegea.
Menurut para ahli urusan Balkan, perang mulut memuncak berawal dari langkah Yunani, yang mulai melanggar status demiliterisasi 12 pulau kecil di Laut Aegea.
Pulau-pulau tersebut diberikan kepada Yunani usai Perang Dunia I, dan setelah Perang Dunia II, mereka dijamin oleh Perjanjian Paris tahun 1947. Tetapi dengan syarat bahwa mereka tidak demiliterisasi.
Baca Juga: Kontrak Perpanjangan Gagal, Mohamed Salah Dikabarkan Siap Hengkang dari Liverpool: Real Madrid Menanti
Asisten profesor di Departemen Teori Ekonomi di Institut Hubungan Internasional di Moskow,Yulia Kudryashova, mengatakan perjanjian itu memberikan kedaulatan kepada Yunani.
Asisten profesor di Departemen Teori Ekonomi di Institut Hubungan Internasional di Moskow,Yulia Kudryashova, mengatakan perjanjian itu memberikan kedaulatan kepada Yunani.
Tetapi Turki meminta pertimbangan mengingat pulau-pulau itu lebih dekat ke pantai Turki.
Baca Juga: Ambisi Pertahankan Lewandowski, Bayern Munchen Tolak 2 Tawaran: Barcelona untuk Memboyongnya
Langkah Yunani yang saat ini menempatkan senjata di pulau-pulau ini, membuat geram Turki .
Yunani dalam posisinya memandang memiliki hak, di sisi lain Turki memiliki saluran eksplorasi gas Turki di sepanjang Mediterania, menyebabkan ketegangan di Yunani.
Yunani berargumen mempersenjatai 12 pulau ini didasarkan pada pasal 51 piagam PBB yang berisi penegasan akan hak pertahanan diri.
Karena pemerintahnya berkali-kali mengumumkan bahwa keputusan ini dilakukan karena ancaman Turki.
Kudryashova melihat ancaman Jenderal Egolfopoulos sebagai tindakan yang tidak masuk akal. "Seorang jenderal Turki menanggapinya dengan praktis...tetapi kedua jenderal itu sudah pensiun. Artinya, itu hanya pertempuran kata-kata. ***