Hal itu terungkap dari munculnya pernyataan-pernyataan beberapa pejabat tinggi dan militer AS
Komandan Komando Utara AS, Jenderal Glen VanHurke, mengatakan bahwa fakta bahwa Rusia telah menggunakan senjata hipersonik dan rudal jarak jauh baru.
Baca Juga: Ridwan Kamil Gelar Doa Bersama untuk Eril, Sabtu 4 Juni 2022 Hari Ini di Gedung Pakuan Bandung
Baca Juga: Haru! Ridwan Kamil Sampaikan Pesan Ini Pada Sungai Aare yang Telah Menghanyutkan Sang Putra
Menurutnya, senjata baru Rusia itu merupakan ancaman bagi Washington, rudal jelajah jarak jauh yang ditembakkan dari wilayah Rusia bisa mengenai Amerika Serikat.
Ia juga menyoroti tentang kapal selam kelas Yasen yang bisa membawa lebih banyak senjata daripada kapal yang setaranya di barat
Baca Juga: Pendaftaran TNI AU 2022 Gelombang 2, Inilah Link Pendaftaran dan Persyaratannya
Selain itu China telah mempertahankan kemampuan untuk menyerang tanah air kami dengan senjata nuklir strategis sejak awal 1980-an.
Selain itu China telah mempertahankan kemampuan untuk menyerang tanah air kami dengan senjata nuklir strategis sejak awal 1980-an.
"Tetapi hari ini kemampuan nuklirnya berkembang pesat dalam jumlah dan kecanggihan,” kata Jenderal VanHerck.
Baca Juga: Bayern Munchen Panik! Lewandowski Tinggalkan Allianz Arena: Musim Panas Bela Barcelona
China memiliki sistem pemboman orbital fraksional berbasis ruang angkasa yang telah diuji pada Juli 2021.
China memiliki sistem pemboman orbital fraksional berbasis ruang angkasa yang telah diuji pada Juli 2021.
"Senjata dengan peluncur hipersonik yang mampu untuk bertahan saat masuk kembali dan melakukan operasi luncuran dan manuver berkecepatan tinggi setelah mengorbit di seluruh dunia," katanya.