Diklaim AS Lakukan Serangkaian Ancaman, Paksa Afrika Putus Hubungan Ekonomi Dengan Rusia

- 29 Mei 2022, 21:17 WIB
Pasukan Rusia Klaim Rebut Benteng Utama Ukraina: Lyman Telah Sepenuhnya Dibebaskan
Pasukan Rusia Klaim Rebut Benteng Utama Ukraina: Lyman Telah Sepenuhnya Dibebaskan /Sputnik/Reuters

MEDIA PAKUAN - Barat melakukan upaya memaksa negara-negara di Afrika untuk meninggalkan kerja sama ekonomi dan lainnya dengan Rusia. 
 
Hal itu disampaikan Oleg Ozerov, kepala sekretariat Forum Kemitraan Rusia-Afrika, Kementerian Luar Negeri Rusia
 
Hal tersebut disampaikan pada konferensi Kerjasama antar-kawasan Federasi Rusia dengan negara-negara Afrika. 
 
 
 
 
“Kami melihat tekanan luar biasa diberikan pada mitra Afrika kami, termasuk Afrika Selatan, yang mengakibatkan keraguan dan inkonsistensi mereka, dan semua ini adalah untuk memisahkan mereka dari Rusia, untuk menutup kemungkinan mengembangkan hubungan ekonomi dengan kami, " katanya.
 
 
Ozerov menambahkan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken  yang telah melakukan kunjungannya ke tujuh negara Afrika. 
 
Kanselir Jerman Olaf Scholz yang juga akan berkunjung ke Afrika Selatan dan Senegal, mencoba untuk mendorong negara-negara Afrika untuk menolak bekerja sama dengan Rusia. 

Media Afrika melaporkan tekanan dari Barat ini tidak hanya ditujukan pada ranah politik dan ekonomi, tetapi juga menyasar kepada keagamaan Afrika dengan Rusia. 
 
 
Metropolitan Leonid seorang uskup Gereja Ortodoks Rusia, pada konferensi pers di Uganda melaporkan bahwa beberapa petinggi yang membelot ke Gereja Ortodoks Rusia (ROC) dari Patriarkat Alexandria, saat ini telah berada di penjara.
 
Ia mencatat di Tanzania, Kenya, Madagaskar, kasus kriminal telah diajukan terhadap para pemuka agama, karena mereka membela aturan kanonik dan hukum Ortodoksi Ekumenis.
 
Baca Juga: Emmeril Kahn Mumtadz Sudah Tiga Hari Menghilang dan Belum Ditemukan, Netizen Berharap Ada Keajaiban

Seperti yang diketahui  negara-negara Afrika menolak untuk bergabung dengan sanksi anti-Rusia, pada pemungutan suara pada 2 Maret di Majelis Umum PBB mengenai resolusi yang mengutuk peluncuran operasi khusus Rusia.
 
 54 negara Afrika menolaknya dan hanya negara dengan hubungan dekat seperti Kenya, Ghana, Gabon, Rwanda, Djibouti, Somalia, dan Kongo. yang mendukung Barat.
 
17 negara bagian Afrika abstain dan delapan tidak hadir. Satu negara, Eritrea, menentang secara terbuka. 
 

Ahli independen PBB, Alioune Tine, sekaligus presiden dan pendiri Afrikajom pusat Senegal mengatakan, Barat yang telah menggunakan ancaman dan pemerasan, menyebabkan keterbatasan Moskow untuk terlibat dengan mitra dan negara-negara di sana yang secara langsung bergantung pada pasokan makanan dan layanan Rusia.
 
Manipulasi kolektif Barat telah memicu kelaparan di banyak bagian dunia, termasuk Afrika.
 
 
“Kami menyerukan pencabutan sanksi anti-Rusia, yang berdampak sangat buruk bagi negara-negara Afrika. Saya meminta orang Eropa untuk menunjukkan akal sehat dan berhenti memaksakan tindakan pembatasan di Moskow," katanya.
 
" Hal ini telah menyebabkan kelaparan, masalah energi, kekurangan bahan bakar. Kami sudah mulai menghadapi semua pembatasan ini, jadi kami harus menghentikan apa yang telah dilakukan Eropa dan AS,” pungkas Alioune Tine.***
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: https://journal-neo.org/2022/05/28


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah