Tanpa menunjuk pada penempatan militer oleh Rusia, anggota parlemen Jepang mendesak pemerintah untuk memanfaatkan semua sumber daya diplomatik.
Terutama melakukan yang terbaik untuk mengurangi ketegangan di Ukraina dan membawa perdamaian sesegera mungkin.
Baca Juga: Pernyataan Bersama, China dan Rusia Serukan NATO Tinggalkan Mentalitas Perang Dingin: Bias Ideologis
Baca Juga: Negerinya Para Sultan! Ribuan Truk Kontainer Dibuang Begitu Saja oleh Orang Arab Saudi, Kenapa Ya?
Mereka menyampaikan bahwa setiap perubahan dengan kekerasan adalah hal yang tidak dapat diterima.
Parlemen Jepang menekankan solusi diplomatik untuk krisis tersebut. Karena setiap perubahan status quo secara paksa tidak dapat diterima.
Parlemen juga menambahkan posisi Jepang adalah bahwa ia secara konsisten mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.
Utusan Ukraina untuk Tokyo, Sergiy Korsunsky mengatakan bahwa Jepang tidak nyaman dengan situasi di Ukraina dan bisa lebih terlibat dalam upaya multinasional untuk meredakan ketegangan militer.
Namun, mitra Korsunsky Rusia, Mikhail Galuzin pada konferensi pers setelah itu memperingatkan tindakan apapun oleh Jepang terhadap Moskow akan menjadi kontraproduktif.
Karena setelah Rusia mencaplok Krimea pada 2014, Tokyo telah memberlakukan sanksi terhadap Moskow.
Karena setelah Rusia mencaplok Krimea pada 2014, Tokyo telah memberlakukan sanksi terhadap Moskow.
Rusia yang mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina. Dan membantah dan menepis tuduhan yang akan menyerang Ukraina.
Rusia bersikeras bahwa pasukannya di sana hanya untuk latihan. Tapi pihak barat menuduh hal itu sebagai persiapan untuk perang.
NATO dan Uni Eropa telah memperingatkan konsekuensi berat jika Moskow menginvasi tetangganya.***