Krisis di Ukraina, Amerika Desak China Redam Konflik yang Makin Memanas:Pengaruh Beijing Mampu Redam Moskow

- 30 Januari 2022, 14:39 WIB
Rusia mulai kirim pasokan darah ke perbatasan Ukraina
Rusia mulai kirim pasokan darah ke perbatasan Ukraina /twitter.com/@thedailybeast

MEDIA PAKUAN - Wakil Menteri Luar Negeri AS, Victoria Nuland meminta pihak Beijing untuk menggunakan pengaruhnya dengan Moskow dalam memberi desakan solusi diplomatinya atas krisis di Ukraina.

Nuland menjelaskan jika ada konflik di Ukraina (atas nama Rusia), itu juga tidak akan baik bagi China. Mengapa begitu?, karena akan ada dampak signifikan pada ekonomi global.

Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyerukan percakapannya kepada Penasihat Negara China dan Menteri Luar Negeri, Wang Yi.
 
 

Upaya dilakukan untuk membicarakan tentang masalah ketegangan di Ukraina dengan Rusia.

Blinken juga menggarisbawahi risiko yang ditimbulkan oleh agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina.
 
Dan menyampaikan bahwa dieskalasi dan diplomasi adalah cara yang bertanggung jawab ke depan untuk Rusia.
 

AS hanya ingin menciptakan opini publik bahwa AS saat ini sedang bekerja keras dalam meringankan ketegangan tersebut.


Pihak AS hanya ingin pihak Rusia dan China memikul tanggung jawab atas perbuatannya secara damai.

Upaya dilakukan AS membuktikan bahwa China harus membujuk Rusia untuk memadamkan ketegangannya dengan Ukraina sebelum sanksi hukum datang padanya.
 
Baca Juga: Di Kota Suci Makkah, Jemaah Umroh Ini Tiba-Tiba Dapat Hadiah dari Anak Sholeh, Apakah Itu?

Akar ketegangan ditimbulkan oleh AS yang awalnya mempromosikan ekspansi NATO ke arah timur tanpa batas. Sehingga membuat Rusia turun tangan ke sudut di mana tidak ada cara untuk mundur.

Intinya AS menginginkan China untuk mendesak Moskow untuk membuat konsesi dengan negoisasi.

Sementara rencana utama AS adalah Moskow bekerja sama tanpa syarat dengan ambisi geopolitik AS.
 
Baca Juga: Luar Biasa! Misi Kemanusiaan Pesawat Raksasa Y-20 China Kirim Bantuan ke Tonga: Terbang 10.000 Km

AS telah menjadi akar penyebab krisis regional besar atas masalah yang menimpa Ukraina.

Akar tersebut bisa dikatakan bahwa AS lah yang penyebab besar dari krisis nuklir Semenanjung Kore, masalah nuklir Iran, sampai kekacauan Afganistan.

Hal tersebut terbukti bahwa penarikan pasukan AS tahun lalu adala sebagai sarang lebah yang dibuat oleh AS.
 
Baca Juga: Kejadian Aneh Saat Haji, Akibat Sombong dan Zalim Jamaah ini Kena Balasan Saat Itu juga

Dalam beberapa tahun terakhir AS telah sering mengharapkan partisipasi China dalam menyelesaikan semua krisi internasional.

Namun di satu sisi, AS telah melakukan yangn terbaik untuk menindak China dan di sisi lain. AS memiliki keberanian dalam mencari bantuan China.

Sementara dalam kasus ini, AS melakukan penekanan strategis terhadap China di kawasan Asia-Pasifik seperti yang dilakukan dengan Rusia pada saat yang sama berharap China akan mendesak Rusia untuk membuat konsesi dengan Rusia.
 
Baca Juga: Bosan Dikarantina Pasca Pulang di Turki! Thariq Halilintar Beri Dollar ke Petugas Kebersihan Titip Beli Sabun

AS dan China memiliki perbedaan besar, China mencari solusi damai Namun AS mencari kekacauan.

China tidak pernah menculik kepentingan kolektif kawasan tersebut untuk kepentingannya sendiri.

Namun AS selalu mengambil sikap bertanggung jawab dan mencari solusi berdasarkan fakta yang menimbulkan kekacauan.
 
Baca Juga: Soimah Jenguk Baby Rayyanz dengan Bawa Oleh-oleh Kampung, Begini Reaksi Raffi Ahmad

China lebih memilih  untuk bertindak atau tidak bertindak hanya karena memiliki hubungan yang baik atau persaingan dengan negara lain.

China berpendapat bahwa AS lah yang memiliki ruang paling besar untuk melakukan tindakan, karena China mengakui bahwa AS adalah penguasa oenuh Eropa yang dlihat dari insiden sebelumnya.
 
Baca Juga: Kabar Duka dari Madinah yang Diterjang Badai Debu, Ini yang Dilakukan Para Umat Muslim di Masjid Nabawi

Jika AS masih mempertahankan keegoisan ultra-strategis, bahkan jika krisis di Ukraina sampai berada di titik terlemah, maka AS hanya akan menunggu krisis berikutnya.

China memberi solusi jika ingin memainkan peran mediasi, "Itu harus melepaskan permainan zero-sum dan mentalitas Perang Dingin sesegera mungkin, dan menggunakan metode yang benar untuk memadamkan api yang ditimbulkannya" menurut pihak China.***






Editor: Ahmad R

Sumber: globaltimes.cn


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x