Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, Jerman Tutup 3 Pembangkit Tenaga Nuklir

- 1 Januari 2022, 08:00 WIB
Ilustarasi Jerman tutup pembangkit tenaga nuklir
Ilustarasi Jerman tutup pembangkit tenaga nuklir /Pixabay/distelAPPArath

MEDIA PAKUAN - Jerman menutup tiga dari enam pembangkit nuklir yang masih beroperasi saat ini, setahun sebelum negara itu mengakhiri penggunaan tenaga atom selama beberapa dekade.

Keputusan untuk menghentikan tenaga nuklir dan beralih ke bahan bakar fosil ke energi terbarukan pertama kali diambil oleh pemerintahan mantan Kanselir Gerhard Schroeder pada tahun 2002.

Penggantinya, Angela Merkel, membatalkan keputusan tersebut dan memperpanjang pengoperasian pembangkit nuklir Jerman, setelah bencana Fukushima 2011 di Jepang dan menetapkan 2022 sebagai batas waktu akhir untuk menutupnya.
 

Mengutip dari AP, tiga reaktor yang sekarang ditutup pertama kali dioperasikan pada pertengahan 1980-an. Ketiganya difungsikan sebagai pembangkit tenaga listrik untuk jutaan rumah tangga Jerman selama hampir 40 tahun.

Salah satu lokasi yang berada di kota Brokdorf, yang terletak sekitar 40 kilometer (25 mil) barat laut Hamburg di Sungai Elbe, dimana pernah di protes oleh ribuan demonstran anti-nuklir terbesar Jerman,pada tahun 1981 yang didorong oleh bencana Chernobyl 1986 di Uni Soviet.

Dua lokasi lainnya berada di kota Grohnde, sekitar 40km (25 mil) selatan Hannover, dan di kota Grundremmingen, 80km (50 mil) barat Munich.
 
Baca Juga: CEK FAKTA! Thailand Didiskualifikasi di Piala AFF 2020 karena Doping

Beberapa pihak di Jerman telah menyerukan agar keputusan untuk mengakhiri penggunaan tenaga nuklir dipertimbangkan kembali karena pembangkit listrik yang sudah beroperasi menghasilkan karbon dioksida yang relatif sedikit.
 
Pendukung energi atom berpendapat bahwa itu dapat membantu Jerman memenuhi target iklimnya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Tetapi pemerintah Jerman mengatakan minggu ini, bahwa pemerintah akan menonaktifkan semua pembangkit nuklir tahun depan, kemudian menghapus penggunaan batubara secara bertahap pada tahun 2030.
 

Itu  tidak akan mempengaruhi keamanan energi negara itu atau tujuannya untuk membuat ekonomi terbesar Eropa "iklim yang bersih" pada tahun 2045.

“Dengan meningkatkan energi terbarukan secara besar-besaran dan mempercepat perluasan jaringan listrik, kami dapat menunjukkan bahwa ini mungkin di Jerman,” kata Menteri Ekonomi dan Iklim Robert Habeck.

Beberapa tetangga Jerman telah mengakhiri tenaga nuklir atau mengumumkan rencana untuk melakukannya, tetapi yang lain tetap menggunakan teknologi tersebut.
 
 
Ini telah memicu kekhawatiran kesepakatan nuklir di Eropa, sementara Prancis berencana untuk membangun reaktor baru.

Jerman memilih gas alam sebagai kompromi sampai daya terbarukan yang cukup tersedia, dan kedua belah pihak berargumen bahwa sumber energi pilihan mereka digolongkan sebagai berkelanjutan.

Tiga pembangkit nuklir Jerman yang tersisa di kota Emsland, Isar, dan Neckarwestheim akan ditutup pada akhir 2022.
 

Sementara terkait dengan ketenagakerjaan, perusahaan utilitas RWE mengatakan lebih dari dua pertiga dari 600 pekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir Gundremmingen akan terus terlibat dalam operasi pasca-penutupan hingga 2030-an.

Perusahaan tenaga nuklir Jerman akan menerima hampir $3 miliar untuk penutupan awal pembangkit listrik mereka.

Menteri Lingkungan Steffi Lemke telah menepis anggapan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir generasi baru mungkin akan mendorong Jerman untuk mengubah arah lagi.
 

“Pembangkit listrik tenaga nuklir tetap menjadi fasilitas berisiko tinggi yang menghasilkan limbah atom radioaktif tinggi,” katanya kepada kelompok media Funke minggu ini.

Keputusan akhir belum diambil tentang di mana harus menyimpan puluhan ribu ton limbah nuklir yang dihasilkan di pembangkit listrik Jerman. 
 
Para ahli mengatakan material radioaktif ini berbahaya selama 35.000 generasi.*** 

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah