MEDIA PAKUAN - Sebulan pasca keberhasilan merebut kekuasaan ibu kota Kabul, kini Taliban dibayangi dengan krisis ekonomi.
Setelah kematian ribuan orang sebagian keamanan semakin meningkat, dan kondisi ekonomi Afghanistan hancur
Kekeringan dan kelaparan yang terjadi di desa-desa mendorong para penduduk dsa untuk berpindah ke Kota dan program pangan dunia menghawatirkan stok makanan Afghanistan akan habis pada akhir bulan ini dan mendorong 14 juta jiwa kelaparan.
Baca Juga: Pesawat Rimbun Air yang Hilang Kontak di Papua Ditemukan Hancur di Ketinggian 2.400 Meter
"Setiap orang Afghanistan, anak-anak, mereka lapar, mereka tidak punya sekantong tepung atau minyak goreng," kata salah seorang penduduk Kabul, Abdullah dikutip dari reuters.
Pasar dadakan tempat orang menjual barang-barang rumah tangga dengan uang tunai bermunculan di seluruh Kabul, meskipun pembeli kekurangan pasokan.
Sementara itu, kebanyakan orang tampaknya menyambut baik berakhirnya pertempuran, namun kegembiraan tersebut harus diredam dengan krisis ekonomi yang terjadi.
"Keamanan cukup baik saat ini tetapi kami tidak mendapatkan apa-apa, setiap hari, keadaan menjadi lebih buruk bagi kami, lebih pahit. Ini adalah situasi yang sangat buruk." kata salah seorang pedagang daging yang tidak ingin disebutkan namanya.***