Staf Afghanistan untuk PBB Kerap Jadi Sasaran Pelecehan Sejak Taliban Berkuasa

- 10 September 2021, 14:35 WIB
Kelompok Taliban
Kelompok Taliban /Reuters/ Stringer///
MEDIA PAKUAN - Deborah Lyons sebagai utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Afghanistan mengatakan bahwa semenjak Taliban berkuasa pada bulan lalu, staf Afghanistan yang bekerja untuk PBB semakin menjadi sasaran pelecehan dan intimidasi.

Ia mengungkapkan kekhawatirannya mengenai insiden pelecehan dan intimidasi terhadap staf nasionalnya yang semakin bertambah.

"Kami ... semakin khawatir dengan meningkatnya jumlah insiden pelecehan dan intimidasi terhadap staf nasional kami. Kami akan terus melakukan segala kemungkinan untuk mendukung staf kami dan menjaga mereka dari bahaya," katanya Seperti yang dikutip dari laman Reuters Pada Jumat,10 September 2021.
 
Baca Juga: Kuasai Afghanistan, PBB Peringatkan Taliban Kehancuran Total Bakal Terjadi pada Ekonomi dan Sosial Masyarakat

Pada 25 Agustus lalu, dokumen keamanan internal PBB diduga terbongkar dan menggambarkan lusinan insiden termasuk ancaman terselubung, penjarahan kantor-kantor PBB dan penganiayaan fisik terhadap staf sejak 10 Agustus, tak lama sebelum Taliban berkuasa.

Tak hanya itu, Lyons juga mengatakan bahwa PBB tidak bisa melakukan pekerjaan yang sangat penting bagi rakyat Afghanistan jika personelnya saja menjadi sasaran intimidasi tersebut.

"PBB tidak dapat melakukan pekerjaan - pekerjaanya yang sangat penting bagi rakyat Afghanistan - jika personelnya menjadi sasaran intimidasi, ketakutan akan nyawa mereka, dan tidak dapat bergerak dengan bebas," katanya.
 
Baca Juga: Biaya pernikahan Rizky Billar dan Lesti Kejora Dibongkar Manajer, Nilainya Bikin Melongo

Sementara itu, Taliban telah berusaha untuk meyakinkan Afghanistan dan kekuatan Barat bahwa mereka akan menghormati hak-hak rakyat.

Diplomat senior AS Jeffrey DeLaurentis mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa laporan pembalasan telah merusak kepercayaan.

"Kami marah atas laporan bahwa anggota Taliban telah melakukan pembalasan terhadap staf PBB di seluruh negeri. Ini sama sekali tidak dapat diterima," katanya.
 
Baca Juga: UbasuteyamaTradisi Jepang Membuang Orangtua Renta Ke Gunung

Dia juga meminta Taliban untuk menghormati independensi dan netralitas PBB.

Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa laporan beberapa staf wanita PBB dan staf wanita mitra bantuan AS yang telah dilarang masuk ke kantor atau diminta masuk ke tempat kerja mereka dengan pendamping pria telah didengar oleh Amerika Serikat.

Lebih lanjutnya, DeLaurentis juga mengatakan kepada semua anggota staf PBB untuk dapat melakukan pekerjaan mereka tanpa beban yang tidak semestinya dan tanpa diskriminasi mengenai siapa mereka.***

Editor: Siti Andini

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x