Bujuk Junta Myanmar Hentikan Kekerasan, Seluruh Anggota ASEAN Siap Turun Tangan

- 24 April 2021, 10:11 WIB
Pimpinan junta Myanmar, Min Aung Hlaing dijadwalkan hadir dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang akan digelar di Indonesia pada 24 April mendatang.
Pimpinan junta Myanmar, Min Aung Hlaing dijadwalkan hadir dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang akan digelar di Indonesia pada 24 April mendatang. /Reuters/

MEDIA PAKUAN - Menurut para diplomat kenegaraan, Semua anggota ASEAN akan mencoba membujuk junta Myanmar pada Sabtu, 24 April 2021.

Hal ini dilakukan untuk mengakhiri kekerasan dan membiarkan bantuan masuk ke negara itu, dalam upaya bersama dalam mengatasi krisis di Myanmar.

Para Anggota ASEAN tersebut akan melakukan pertemuan tertutup di Jakarta, terutama junta Myanmar dengan harapan mendorong diskusi terbuka.

Kepala junta Myanmar Min Aung Hlaing yang telah menggulingkan pemerintah terpilih pada 1 Februari, kemungkinan akan hadir pada pertemuan tersebut.

Baca Juga: Mau Jadi Direktur di OJK? Lowongan Kerja BUMN di Otoritas Jasa Keuangan April 2021

Baca Juga: Usai Ditaklukan Persija 2-0, Persib Bandung Siap Bangkit di Leg-2

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta Aung San Suu Kyi, hampir setiap hari protes dilakukan para pengunjuk rasa pro-demokrasi dan tindakan keras oleh junta yang menewaskan ratusan orang.

Menurut sosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan. 745 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta dan 3.371 orang berada dalam tahanan.

Sementara itu, Inisiatif yang sedang dipertimbangkan oleh ASEAN termasuk jeda dalam kekerasan untuk mengizinkan pasokan medis dan makanan masuk ke Myanmar, dan penunjukan utusan khusus untuk mendorong dialog antara rezim militer dan lawan-lawannya di Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), kata sumber tersebut.

Tidak ada negara di luar ASEAN yang mengikuti pembicaraan tersebut, walaupun beberapa negara peserta dan utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, akan melakukan pertemuan di luar acara tersebut, tambah mereka.

Baca Juga: Halalkan Segala Cara, Arab Saudi Gagalkan Selundupan Barang Haram dalam Buah Delima

Baca Juga: Ingin Dapat BLT UMKM RP1,2 Juta? Cek Nama Anda di eform.bri.co.id

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan bahwa dia bertemu Schraner Burgener membahas bagaimana komunitas internasional dapat memainkan "peran konstruktif dalam memfasilitasi keadaan normal, perdamaian dan stabilitas di Myanmar," Jumat, 23 April 2021,

"Tragedi yang terjadi memiliki konsekuensi serius bagi Myanmar, ASEAN, dan kawasan," katanya di Twitter.

Di Yangon, yang merupakan kota terbesar Myanmar, puluhan pengunjuk rasa melakukan aksi dan meneriakan "Apa yang kita inginkan? Demokrasi". Tidak ada yang ditangkap dalam aksi tersebut kata saksi mata.

Baca Juga: Wow! Mapolres Sukabumi Kota Tidak hanya Berikan Sanksi tapi Bagikan Helm Gratis Kepala Pengendara Lalai

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN di Badan Pertahanan Nasional April 2021, Buka Program Magang Pusat Pengembangan SDM

Sementara itu, Amnesty International mendesak ASEAN untuk menyelidiki Min Aung Hlaing atas kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Sebagai negara pihak Konvensi PBB Menentang Penyiksaan, Indonesia memiliki kewajiban hukum untuk menuntut atau mengekstradisi tersangka pelaku di wilayahnya," kata Amnesty.

Awal bulan ini protes terhadap aturan militer berkurang karena orang-orang menginginkan perdamaian, kata junta.

Secara tradisional ASEAN tidak mencampuri urusan internal negara anggota. Dalam menangani krisis Myanmar akan menjadi ujian terbesarnya, kata kelompok hak asasi manusia itu.

Halaman:

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x